Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump melancarkan serangan terbaru terhadap sejumlah media besar. Melalui sebuah kuis bertajuk "Mainstream Media Accountability Survey", ia menggugat keakuratan media atas pemberitaan terhadap dirinya.
Seperti dilansir Daily Mail, Jumat, (17/2/2017), Trump "melempar" kuis tersebut pada Kamis malam melalui situs pribadinya, donaldjtrump.com.
Advertisement
"Apakah Anda percaya bahwa media mainstream telah memuat laporan tidak adil pada aktivitas kami?," demikian pertanyaan pembuka pada survei tersebut dengan pilihan jawaban 'yes', 'no', 'no opinion', dan 'other, please specify'.
Sejumlah pertanyaan berikutnya, kemudian meminta para penggemarnya untuk berkomentar apakah mereka secara spesifik percaya dengan beberapa media seperti MSNBC, CNN, dan Fox News.
"Dalam isu apa, sejumlah media mainstream melakukan pekerjaan buruk dalam mewakili Republikan?," bunyi salah satu pertanyaan.
Ada juga pertanyaan lain tentang pendapat bahwa selama ini sejumlah media mainstream melakukan upaya untuk memecah belah Partai Republik. "Apakah Anda percaya bahwa media menciptakan permusuhan palsu dalam partai kami sebagai upaya untuk memecah belah," tanya survei tersebut.
Setidaknya terdapat 25 pertanyaan dalam survei tersebut meliputi serangkaian "insiden" antara Trump dengan pihak media--di mana oleh kepala strateginya, Steve Bannon, media digambarkan sebagai 'partai oposisi'.
Selain itu, terdapat pula surat pendek yang mengatasnamakan Trump dan isinya mendukung survei tersebut. Surat itu dikirimkan ke orang-orang melalui email bersama dengan tautan ke kuis.
"Silahkan lakukan survei Mainstream Media Accountability untuk mengambil peran dalam melawan serangan dan penipuan media," tulis surat tersebut.
"Anda tahu saya tidak percaya media untuk melaporkan pencapaian kita. Sebaliknya, Anda--rakyat Amerika--adalah garis pertahanan terakhir kami dalam melawan pekerjaan media yang menghantam kami. Anda adalah aset terbesar kami dalam membantu gerakan kami untuk menyampaikan kebenaran kepada rakyat Amerika."
"Selama empat tahun ke depan, gerakan kita akan mendapat sejumlah serangan menjijikkan yang mungkin dapat Anda bayangkan. Namun layaknya pada masa kampanye, kita akan fokus bekerja dan mencapai tujuan kita bersama untuk membuat Amerika Hebat Kembali! Itu sebabnya saya memangkas suara media dan langsung ke rakyat Amerika."
"Cara ini bekerja pada masa kampanye dan akan kembali berjalan selama empat tahun ke depan. Tapi saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya butuh Anda di samping saya, mendukung pesan saya dan mengambil peran untuk menyampaikan kebenaran kepada rakyat Amerika".
Sejak berkuasa, Trump terlibat dalam sejumlah perseteruan dengan media. Salah satunya yang paling panas adalah laporan sejumlah media soal massa yang menghadiri pelantikannya.
Trump menuding, media menaksir jumlah orang yang datang terlalu sedikit. Tak berapa lama, Gedung Putih memperkuat pernyataan Trump dengan mengatakan, media sengaja memanipulasi foto suasana pelantikan di National Mall, Washington DC untuk menunjukkan bahwa jumlah massa jauh lebih sedikit dibanding yang aslinya.
Konferensi Pers Perdana
Sebelum menebar survei, Trump melakukan konferensi pers pertamanya sebagai presiden. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan pembelaan meluas atas bulan pertamanya yang penuh gejolak sebagai orang nomor satu di AS.
Ia menyangkal laporan-laporan mengenai kekacauan di Gedung Putih dan bersikeras bahwa pemerintahannya berjalan "seperti mesin yang lancar".
Konferensi pers yang berlangsung selama 75 menit itu berubah menjadi serangan dan acara lawak dengan gurauan Trump, yang kemudian menceramahi media yang berkumpul di Ruang Timur Gedung Putih.
Trump menyombongkan daftar panjang yang disebutnya pencapaian, termasuk penarikan diri AS dari Kemitraan Trans Pasifik dan penghapusan sejumlah peraturan pemerintah.
"Kita membuat kemajuan luar biasa," kata Trump. "Saya kira belum pernah ada presiden terpilih dalam periode singkat seperti ini telah melakukan seperti yang saya lakukan."
Trump yakin ia bisa mencapai lebih banyak lagi kalau pendahulunya, Barack Obama tidak meninggalkan "kekacauan".
"Saya mewarisi kekacauan. Di dalam negeri dan di luar negeri, kekacauan," katanya seperti dilansir VOA Indonesia.
Trump juga menohok media atas pemberitaan yang dituduhnya meremehkan pencapaiannya dan membuat "berita palsu" untuk merusak pemerintahannya.
"Jujur saja, pers di luar kendali. Tingkat ketidakjujurannya di luar kendali,” katanya.
Advertisement