Liputan6.com, Solo - Kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingati hari jadinya yang ke-272. Ada cara unik untuk merayakannya, yakni menggelar pesta kuliner bertema Festival Jenang Solo di Ngarsopuro. Ribuan takir (wadah dari daun, red.) jenang ludes dalam hitungan menit dirayah oleh warga yang memadati kawasan tersebut.
Pantauan Liputan6.com, prosesi Festival Jenang Solo 2017 diawali dengan kirab gunungan jenang dari Stadion Sriwedari Solo menuju kawasan Ngarsopuro yang berjarak sekitar 1,5 kilometer. Gunungan yang diangkut dengan rojomolo tersebut berisi sebanyak 272 plus satu takir berisi berbagai macam jenis jenang.
Setibanya di Ngarsopuro, tepatnya di depan Pasar Triwindu, prosesi dilanjutkan dengan umbul bujono yang diikuti oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan pengurus Yayasan Jenang Indonesia.
Puncak acara tentu saja pembagian takir jenang yang tersaji di depan panggung utama. Berbagai ragam jenang tersebut merupakan hasil karya dari sejumlah kelompok PKK di kelurahan dan kecamatan yang ada di Solo. Ada pula jenang dari pihak swasta dan jenang dari berbagai daerah di luar Jawa.
Hanya dalam hitungan menit, jenang yang tersaji di panggung langsung diserbu warga. Tak hanya itu, puluhan stand yang menyediakan beraneka ragam jenang juga ikut dirayah warga. Pembagian ribuan takir jenang dilakukan secara gratis.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Panitia Festival Jenang, Septando Hijir Safara menjelaskan acara ini sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-272 Solo. Perhelatan kali ini memasuki edisi yang keenam. Dalam festival ini ada sekitar 24.000 takir jenang yang dimakan bersama Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo bersama masyarakat.
"Acara kali ini memang sengaja diawali dengan kirab jenang. Kirab dimulai dari Stadion Sriwedari hingga Ngarsopuro. Pak Wali bersama warga jalan kaki bersama. Sekitar 272 takir jenang dikirab dengan Perahu Rajamala," kata dia.
Menurut Septando, pembuatan takir ini melibatkan ibu-ibu PKK di wilayah Solo. Selain ibu-ibu PKK di wilayah Solo, Festival Jenang kali ini juga mengikutsertakan peserta dari 17 daerah di luar Solo. Sebanyak 12 di antaranya bahkan berasal dari luar Pulau Jawa.
"Untuk kali ini kita mengangkat Pesona Jenang Nusantara. Jadi selain ada jenang Solo seperti jenang tamen, jenang lima warna, jenang tiga warna, jenang pethak abrit ada juga jenang khas Sumatera, NTT, Kalimantan. Jadi dengan adanya ragam jenang itu yang menandai pesona ragam Nusantara," kata Septando.