Pesta Meriah untuk Presiden Ketiga dalam Sejarah Gambia Digelar

Presiden baru Gambia itu berjanji memberikan harapan baru bagi negara yang diperintah dengan tangan besi oleh pendahulunya, Yahya Jammeh.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Feb 2017, 19:48 WIB
Adama Barrow, presiden baru Gambia. (AP)

Liputan6.com, Banjul - Gambia punya presiden baru. Adama Barrow secara resmi terpilih menjadi pemimpin di Ibu Kota Banjul.

Pelantikan resmi Pak Presiden Gambia di ibukota pun digelar, bertepatan dengan perayaan 52 tahun kemerdekaan negara di Afrika barat tersebut.

Dilansir dari BBC, Sabtu (18/2/2017), Barrow seharusnya dilantik jadi presiden pada 19 Januari 2017. Namun pendahulunya, Yahya Jammeh yang tak sudi lengser, pada 9 Desember 2016 mengumumkan bahwa ia menolak hasil pemilihan umum. Ia menuding ada campur tangan asing dan meminta pemilu diulang.

Namun, Dewan Keamanan PBB, Uni Afrika (African Union), dan Economic Community of West African States (ECOWAS) mendukung Barrow sebagai pemimpin Gambia.

Barrow kemudian dilantik dan mengucap sumpah pada 19 Januari 2017 di negeri tetangga, Senegal.

Dihadapkan dengan konfrontasi militer, Jammeh akhirnya mengundurkan diri dan meninggalkan Gambia menuju pengasingan di Equatorial Guinea.

Adama Barrow merupakan presiden ketiga dalam sejarah Gambia, sejak negara kecil itu merdeka dari Inggris pada 1965. Dia berjanji memberikan harapan baru bagi negara yang diperintah dengan tangan besi oleh Yahya Jammeh.

Jammeh terpilih kembali ikut pemilihan pada Desember 2016, ia hanya setuju untuk lengser ketika kekuatan regional mengirim pasukan untuk memaksanya mundur.

Banyak tahanan politik dibebaskan dalam masa kepimpinan Barrow. Gambia pun akan bergabung kembali lembaga-lembaga internasional seperti Mahkamah Pidana Internasional dan Persemakmuran.

Wartawan BBC Afrika Barat, Thomas Fessy mengatakan ribuan orang diperkirakan akan menghadiri upacara pelantikan meriah yang digelar di stadion utama di Banjul.

Dilansir dari Africanews, presiden dari sekitar 20 negara Afrika diperkirakan akan menghadiri acara pelantikan tersebut. Mayoritas berasal dari sub regional Afrika Barat.

Mitra internasional juga diperkirakan akan hadir di acara tersebut.

Menurut pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS, Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Afrika, Linda Thomas-Greenfield juga akan hadir di acara pelantikan Barrow. Ia akan berada di Gambia antara 17-19 Februari.

Mantan Satpam

Barrow merupakan mantan satpam di Inggris yang pernah jadi pengembang properti. Ia memenangkan lebih dari 45 persen suara pada bulan Desember 2016, dengan meraih 263.515 suara.

Sementara, Jammeh, yang mengincar periode kelima kekuasaannya, meraih kekuasaan lewat kudeta militer 1994.

Kelompok hak asasi manusia menggambarkan rezimnya penuh dengan penyalahgunaan, dengan ratusan tahanan politik mendekam di penjara.

Gambia adalah sumber terbesar keempat migran yang tiba di Italia, walaupun populasi negara itu kurang dari 2 juta.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya