Berebut Suara Agus-Sylvi

Sebanyak 17,07 persen suara milik Agus-Sylvi ini jadi rebutan pasangan Anies dan Ahok.

oleh Devira PrastiwiTaufiqurrohmanNila Chrisna Yulika diperbarui 19 Feb 2017, 00:08 WIB
Agus-Sylviana

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah merilis hasil perhitungan manual (real count) Pilkada DKI Jakarta. Hasilnya, pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno lolos ke putaran kedua.

Masing-masing mendapat 42,96 persen atau 2.357.637 suara untuk Ahok-Djarot. Sementara Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 39,97 persen atau 2.193.636 suara.

Sementara pasangan nomor urut 1, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni harus undur diri di putaran pertama dengan mendapat suara  17,07 persen atau 936.609 suara.

Sebanyak 17,07 persen suara milik Agus-Sylvi ini jadi rebutan pasangan calon yang masuk dalam putaran kedua.

Para elit partai kubu Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga mulai mendekati partai pendukung Agus-Sylvi. Partai itu adalah Demokrat, PPP, PKB, dan PAN serta para relawan Agus-Sylvi yang jumlahnya lumayan banyak.


Gerak Cepat Kubu Anies-Sandi

Sandiaga Uno (kiri) bersama Anies Baswedan (kanan) saat memberikan keterangan di DPP Gerindra, Jakarta, Rabu (15/2). Menurut Prabowo pasangan Anies-Sandi telah berjuang setengah mati untuk memberikan hasil yang terbaik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Setelah hasil quick count yang ditampilkan sejumlah lembaga survei pada 15 Februari 2017 menunjukkan suara Agus-Sylvi paling buncit, Anies Baswedan langsung berkomunikasi dengan Agus-Sylvi.

"Komunikasi sudah terbangun dengan Agus-Sylvi, tetapi kalau komunikasi di tingkat partai, biar nanti para pimpinan partai," ujar Anies.

Anies bersyukur mendapat dukungan dari relawan Agus-Sylvi meski pihak partai belum secara resmi memberikan dukungan.

"Kami pantau sejauh ini relawan sangat aktif, dan tinggal menunggu waktu saja untuk partai," ucap dia.

Apa pun itu, Anies menganggap bahwa dukungan yang diberikan merupakan bentuk kesamaan tujuan, yakni sama-sama menginginkan gubernur baru di Jakarta karena kedua paslon ingin ada perubahan di dalam menyejahterakan rakyat.

"Spirit yang dibawa Agus-Sylvi dan Anies-Sandi sama, yakni menghadirkan kebaruan kepemimpinan di Jakarta," Anies Baswedan menandaskan.

Presiden PKS Sohibul Iman pun telah berbicara dengan partai pendukung Agus-Sylvi. Sohibul enggan menggungkap partai apa yang telah didekati pihaknya. Hanya pertemuan tersebut berjalan lancar. Bahkan, ketua umum partai yang ditemui turut serta.

"Tadinya disepakati kedua sekjen kami (PKS-Gerindra) hanya menemui para sekjen juga. Tapi ada dua partai yang justru ketua umumnya juga berkenan menerima mereka," ujar Presiden PKS.

Menurut dia, ini jadi sinyal positif untuk mendulang suara Anies-Sandi. Bahkan dia berencana dalam waktu dekat, bersama Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, akan menemui kedua ketua umum parpol itu.

"Tentu ini satu hal yang menggambarkan sinyal positif. Karena itu, dalam waktu dekat, saya dan Pak Prabowo juga akan bersilaturahim dengan para Ketum tersebut," pungkas Presiden PKS Sohibul.


Harapan Kubu Ahok-Djarot

 

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) saat memberi keterangan di kediamannya di Kebagusan, Jakarta, Rabu (15/2). Mega mengungkap kemenangan sementara PDI-P di 52 Pilkada 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)


Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan berharap partai pendukung pemerintah beralih memberikan dukungan ke calon gubernur dan wakil gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Partai politik pendukung pemerintah yang belum mendukung Ahok-Djarot adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketiga partai itu mendukung Agus-Sylvi pada putaran pertama.

"(Kami harap) partai pendukung pemerintah bersatu padu mendukung Ahok-Djarot, karena jika itu terjadi bukan mustahil (Ahok-Djarot menang)," kata Trimedya.

Diungkapkan Trimedya, dari 101 pilkada serentak 2017, PDIP paling banyak berkoalisi dengan PAN. Misalnya di Tapanuli Utara 2017. Wakil Ketua Komisi III ini menambahkan, saat ini para sekretaris jenderal partai tengah melakukan komunikasi politik.

"Tapi kalau di level langit-langit (ketua umum) kami tidak tahu, tapi pasti berkomunikasi sejak tanggal 15 Februari 2017 itu," tandas Trimedia.

Meski ingin merayu partai pendukung Agus-Sylvi, namun PDIP terlebih dahulu ingin konsolidasi internal dengan partai pengusung dan pendukung Ahok-Djarot.

"Minggu pertama ini konsolidasi dahulu antar partai pengusung. Setelah itu ada pembicaraan tingkat atas," ujar Trimedya.

Sementara, para elit partai PDIP akan mendekati partai pengusung Agus-Sylvi agar mau memberikan suaranya pada Ahok-Djarot.

"Itu pasti kami lakukan, tapi di tingkat atas," tandas Trimedya.


Membaca Sinyal Partai Pendukung Agus-Sylvi

 

Agus Harimurti Yudhoyono meminta maaf kepada tim pemenangan, relawan, dan warga yang mendukung dirinya dan Sylviana, Jakarta, Rabu (15/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Belum ada satupun partai pendukung Agus-Sylvi yang mendeklarasikan mendukung salah satu pasangan cagub yang lolos ke putaran kedua.

Meski begitu, keempat partai pendukung Agus-Sylvi telah memberikan sinyal pada salah satu pasangan cagub DKI.

"Terjemahkan dengan baju saya ini. Itu sudah jelas, saya tak ingin jawab dengan kata-kata," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini memakai baju putih dan jaket bomber, jaket pendukung Agus-Sylvi. Sedangkan baju putih di Pilkada DKI 2017, identik dengan pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Selain Partai Demokrat, PPP juga memberikan sinyal mendukung Anies-Sandi di pilkada putaran kedua.

Sekretaris DPW PPP DKI Ichwan Jayadi mengatakan perlu persatuan umat Islam di Jakarta yang menyejukkan. "Sebagaimana Ka'bah sebagai kiblat bagi para umat," jelas Ichwan.

Sementara, Ketua DPP PAN Yandri Susanto bahkan dengan gamblang menyebut jika partainya mendukung Anies-Sandi.

"Ke Anies-Sandi Insya Allah," kata Yandri Susanto.

Anggota Komisi II DPR ini menjelaskan alasan partainya kemungkinan besar tidak mendukung pasangan Ahok-Djarot. Sebab sejak awal PAN tidak ingin mengusung pasangan petahana tersebut.

"Ya, dari awal proses pilkada DKI PAN ingin mencari alternatif pilihan kepada rakyat DKI. Sejak awal PAN sudah bersikap tidak akan mendukung Ahok karena dari karakter dan etika tidak cocok sama PAN," ucap Yandri.

Berbeda dengan ketiga rekan partai koalisinya, PKB justru masih bimbang dalam mengambil keputusan untuk Pilkada DKI.

Politikus PKB Lukman Edi, mengaku partainya sudah dihubungi oleh kedua kudu partai politik pengusung Ahok - Djarot dan Anies - Sandi untuk putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Permintaan ada dari tim Ahok - Djarot, permintaan untuk gabung juga ada dari Anies - Sandi. Dua-duanya mengajak kita, karena PKB menentukan ke mana PKB bergeser itu yang menang," kata Lukman.

Saat disinggung kemana ideologi PKB nanti pada putaran kedua, Lukman secara terang-terangan mengatakan, saat ini sudah tidak membicaran terkait ideologi partai. Sebab, PKB memiliki basis warga Nahdliyin atau NU dan pesantren.

"Enggak ada ideologi, ideologi kita sudah cair, semua nasionalis dan semua agamis, mana ada partai menyatakan tidak agamis sekarang. mana ada partai menyatakan tidak nasionalis, sekarang semua nasionalis. Jadi perkembangan politik kebangsaan kita seperti itu sudah semakin cair ideologi kita," ujar dia.

Untuk warga Nahdliyin sendiri, Lukman menerangkan, memiliki suara yang beragam terkait sikap PKB akan mendukung siapa di putaran kedua pilkada Ibu Kota.

"Konstituen kita ada yang minta Ahok - Djarot, ada juga yang minta ke Anis - Sandi. Tapi PKB ini posisi penting, ke mana PKB akan bergerak di situ kemenangan," kata Lukman.

Ia menambahkan, sebelum memutuskan mendukung siapa, PKB akan meminta pendapat kepada kiai-kiai sepuh yang memang memahami betul soal politik pilkada.

"Mekanisme PKB juga nanti mengajak beberapa kiai yang dianggap selama ini kita pakai untuk acara seperti ini. Nanti ada yang ditugaskan juga salat istikharah, ketua umum yang menentukan," tandas Lukman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya