Proyek Sangkuriang Pilkada Ulang

Proyek sangkuriang Pilkada ulang membuat ratusan suara melayang.

oleh Ahmad Romadoni Pramita TristiawatiMuslim AR diperbarui 20 Feb 2017, 00:05 WIB
Petugas melipat surat suara Pilkada DKI Jakarta 2017 di Gudang Logistik KPU Jakarta Pusat, Senin (24/1). Nantinya semua surat suara akan di distribusikan ke 1.237 TPS di seluruh wilayah Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Sangkuriang harus membuat perahu dan telaga atas permintaan Dayang Sumbi dalam waktu satu malam. Seperti itulah persiapan pencoblosan ulang Pilkada serentak 2017 di sejumlah daerah.

Pilkada ulang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena sejumlah pelanggaran terjadi di beberapa TPS. Terutama di Jakarta dan Banten. Di Jakarta, pemungutan suara ulang digelar di TPS 01 Kelurahan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, dan TPS 29 Kalibata, Jakarta Selatan. Sedangkan di Banten, Pilkada ulang dihelat di 15 TPS Desa Babakan Asem Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Panitia pencoblosan ulang rupanya tidak memiliki banyak waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya. Mereka hanya memiliki waktu satu malam.

Ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) 4 Awaludi Yamin menjelaskan, pihaknya didatangi KPU, Panwaslu dan kepolisian pada Sabtu sore, 18 Februari 2017. Mereka memberitahukan akan ada Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 29 ini.

Saat pemberitahuan, survei tempat dan penyiapan logistik langsung dilakukan. Panwas mulai menulis satu per satu nama warga yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap. Sedangkan KPPS membuat form C-6 kepada warga.

"Mulai nulis dari habis Maghrib, kita dibantu Panwas untuk nulis. Setelah Isya, langsung kita bagikan ke warga," kata Awaludin di lokasi, Minggu (19/2/2017).

Di sisi lain, panitia menyiapkan lokasi TPS yang sudah disepakati. Tenda langsung dibangun, kursi dan meja disusun rapi, hingga dekorasi sederhana bernuansa merah putih.

"Kita bagikan C-6 sampai jam 12 malam. Sebagian lagi bantu bangun tenda," imbuh dia.

Tak lama kemudian, kotak suara bersama surat suara tiba di TPS. Warga dibantu kepolisian turut menjaga hingga pagi hari.

Awal menjelaskan, hingga pagi hari masih ada beberapa C-6 yang belum diberikan kepada warga. Warga ini merupakan warga kompleks perumahan yang lokasinya agak jauh dari lokasi TPS.

Pagi harinya, warga yang tinggal di kompleks tetap diberi tahu ada Pemungutan Suara Ulang. Mereka dipersilakan datang langsung ke TPS.

"C-6 mereka ada di saya. Mereka saya kumpulkan di depan TPS, baru saya berikan di sini," imbuh dia.

Meski hanya semalam, warga tampaknya sangat antusias menyalurkan suaranya pada Pilkada DKI 2017. Tampak dari kondisi TPS yang selalu didatangani warga hingga TPS ditutup pada pukul 13.00 WIB.

 


Ratusan Suara Melayang

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay (kanan) bersama Ferry Kurnia Riskiyansah mengecek Daftar pemilih Tetap di kelurahan setia budi dan Cikini, Jakarta, Jumat (23/12). Pihak KPU juga mengecek kesiapan TPS di wilayah tersebut. (Liputan6.com/Helmi Affandi)

Akibat Pilkada ulang dikerjakan seperti proyek Sangkuriang, ratusan suara pun melayang. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Hadar Nafis Gumay tak menampik turunnya partisipasi pemilih pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada DKI 2017 di dua wilayah Jakarta.

Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 001, Kelurahan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat contohnya. Menurut Hadar, partisipasi pemilih turun sangat drastis. Dari 601 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada, hanya 257 yang memberikan hak pilihnya saat pencoblosan ulang digelar, Minggu (19/2/2017).

Padahal, sebelumya, pada pelaksanaan Pilkada DKI 2017, Rabu, 15 Februari 2017, sebanyak 442 pemilih yang memberikan hak suaranya.

"Jadi akhirnya yang waktu itu tercatat 73,54 persen sekaran cuma 42,76 persen. Jadi waktu itu 442 orang dari 601, sekarang cuma 257," ujar Hadar usai menyaksikan Pemungutan Suara Ulang di TPS 001, Kelurahan Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2017).

Partisipasi yang menurun ini, juga memengaruhi perolehan suara pasangan calon. Di TPS ini, lanjut Hadar, pada pemilihan pertama, pasangan Ahok-Djarot unggul, sementara di saat PSU, pasangan Anies-Sandi menjadi pemilik suara terbanyak.

"Itu biasa terjadi di mana-mana, saya tidak tahu. Bahwa itu bisa terjadi? Ya, dan ternyata itu terjadi. Tetapi ini saya kira sesuatu yang harus kita terima," terang Hadar.

Berbeda dengan TPS 001 Utan Panjang, di TPS 29 Kalibata, Hadar menyebut partisipasi pemilih tidak turun terlalu jauh. Dia mengatakan penurunan partisipasi pemilih di TPS 29 ini hanya 9 persen.

"Dari waktu itu (pemilihan awal) DPT 512, yang hadir 456. Sekarang yang hadir 412. Persentasenya 89,1 persen menurun jadi 80,4 persen," terang dia.

Hadar mengimbau para pasangan calon, agar menerima semua hasil PSU. Pasalnya, semua kebijakan PSU Pilkada DKI 2017 sudah melalui kajian, temuan lapangan, dan rekomendasi dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Sekali lagi ini hasil yang harus kita terima. Apa pun hasilnya," tandas Hadar.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta, Sumarno. Menurut dia, pelaksanaan PSU Pilkada DKI 2017 yang mendadak membuat partisipasi pemilih menurun.

"Ya memang itu risiko dari Pemungutan Suara Ulang, dikhawahtirkan seperti itu, menurunnya partisipasi pemilih. Dibandingkan dengan pemungutan suara yang sebenarnya," kata Sumarno.

Dengan begitu, pihaknya sudah menyampaikan keberatan agar kejadian serupa tak terulang lagi. Pasalnya, rekomendasi yang mendadak bisa membuat tingkat partisipasi masyarakat menurun dalam PSU Pilkada DKI 2017 ini.

"Saya kritik pada Bawaslu, rekomendasi yang mendadak itu menyebabkan petugas tak bisa maksimal dalam mempersiapkannya. Mana mungkin, tadi malam masih nulis surat undangan C6 dan baru menyebarkannya. Jadi warga juga menerima mendadak," pungkas Sumarno.


Siapa Menang?

Petugas KPPS memberikan surat suara ke warga saat pemilihan Suara Ulang di TPS 29, Jakarta, Minggu (19/2). Bawaslu telah menemukan adanya pelanggaran saat berlangsungnya pemungutan suara di TPS 29 pada 15 Februari 2017 lalu. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Hasil pencoblosan ulang di dua TPS di Jakarta, pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno unggul. Di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 001, Utan Panjang, Kemayoran, Pasangan Anies-Sandi memperoleh 134 suara dari 252 surat suara sah, lalu posisi kedua diperoleh pasangan Ahok-Djarot dengan 103 suara, dan pasangan Agus-Silvy memperoleh 15 suara.

Di TPS ini, terdaftar 601 DPT. Pada pemilihan 15 Februari 2017, sebanyak 442 warga yang terdaftar di DPT memberikan hak suara mereka. Sementara di PSU, hanya 257 warga yang memberikan hak pilihnya. Dari 257 suara itu, 5 di antaranya dinyatakan tak sah.

Di TPS 29 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Anies-Sandiaga kembali menang. Hasil penghitungan suara menunjukkan, Anies-Sandi meraih 385 suara. Sedangkan paslon petahanan nomor urut 2 Ahok-Djarot 19 suara, sementara paslon nomor urut 1 Agus-Sylvi 7 suara. Hasil ini mengalami perubahan bila dibandingkan dengan Pilkada DKI 2017 15 Februari kemarin.

Berdasarkan catatan di TPS 29, Anies-Sandi menang dengan perolehan 345 suara pada 15 Februari lalu. Artinya, suara Anies meningkat 40 suara pada pemilihan ulang ini.

Sedangkan Ahok yang semula berada di posisi ketiga dengan 29 suara kini berada di posisi kedua. Tapi pasangan nomor urut 2 ini harus rela kehilangan 10 suara.

Yang paling mencolok, Agus yang semula berada di posisi kedua dengan 77 suara kini kehilangan hampir seluruh suaranya. Pada pemungutan suara ulang, Agus hanya mendapat tujuh suara.

Antusiasme warga yang hadir pada Pilkada 15 Februari dengan pemungutan suara ulang hari ini juga berbeda. DPT di TPS 29 mencapai 491 orang ditambah 21 DPT tambahan sehingga total 512 orang.

Pada Pilkada 15 Februari, petugas menerima 504 Surat suara. Surat suara terpakai 456, dengan suara tidak sah mencapai 5 suara. Artinya ada 48 surat suara yang tidak terpakai. Sedangkan pada pemungutan suara ulang yang dimenangkan Anies-Sandi di TPS 29 Kalibata itu, menerima 525 Surat suara, 1 surat suara rusak, 112 Surat suara tak terpakai, dan 412 surat suara terpakai. Kali ini suara tidak sah hanya ada satu suara.

Sementara itu,  hasil pemungutan suara ulang Pilkada Banten 2017 di 15 TPS Desa Babakan Asem Teluknaga, Kabupaten Tangerang, dimenangkan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Wahidin Halim-Andika Hazrumy atau WH-Andhika. Sementara pasangan nomor 2 dua Rano Karno-Embay Mulya Syarif atau Rano-Embay, kalah dengan hanya sedikit selisih suara.

Seperti di TPS 3, pasangan nomor urut 1 memperoleh 204 suara, sedangkan pasangan nomor urut 2 Rano-Embay memperoleh 133 suara, sementara suara tidak sah sebanyak 3, dari jumlah DPT 550 orang.

Untuk TPS 4, dari jumlah DPT sebanyak 696 orang, yang datang ke TPS menggunakan hak suaranya pada hari ini sebanyak 372 orang. Pasangan nomor 1 memperoleh 243 suara, sementara nomor 2 memperoleh 128 suara.

Lalu berdasarkan data dari 15 TPS Pilkada Banten 2017, total suara yang diperoleh pasangan nomor urut 1 sebesar 2.362 suara dan pasangan nomor urut 2 sebesar 1.965 atau selisih 397 suara saja.

Hasil suara ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan Pilkada Banten 2017 pada Rabu 15 Februari 2017 kemarin yang memenangkan Wahidin Halim-Andika Azrumi. Yakni pasangan nomor 1 memperoleh 2.058 suara, sementara pasangan nomor 2 memperoleh 1.756 suara atau selisih 298 suara.

Menanggapi hasil tersebut, Ketua KPU Kabupaten Tangerang Ahmad Subagja mengatakan, PSU ini dilaksanakan atas rekomendasi Panwaslu yang menindaklanjuti laporan pembukaan kotak suara tanpa saksi.

"Ini bagian dari demokrasi dan kita laksanakan sesuai rekomendasi Panwaslu. Berdasarkan pantauan kami, PSU berjalan kondusif dan aman," tegas dia.

Menurut Ahmad, hasil PSU ini akan langsung dibawa ke desa. Kemungkinan besok akan dilakukan penghitungan di kecamatan.

"Besok langsung dihitung, karena cuma Kecamatan Teluknaga yang belum penghitungan suara (Pilkada Banten 2017)," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya