Liputan6.com, Yogyakarta - Fenomena aneh tanah terus terjadi di wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tak hanya tanah bergerak dan tanah beruap panas, kali ini giliran tanah ambles yang menyedot sumur Kairan (76), warga Padukuhan Pati, Desa Genjahan, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul pada Rabu dinihari, 15 Februari 2017.
Saat ini, lokasi tanah ambles dikelilingi garis polisi agar warga tidak berada di sekitar itu. Menurut Kepala Dukuh Pati Suharyadi, kejadian sumur ambles diawali Selasa petang, 14 Februari 2017.
Saat itu, air sumur berubah warna menjadi putih susu. Pohon di sekitar lokasi sudah terlihat doyong. Namun, pemilik rumah tidak merasakan yang ganjil dan beraktivitas biasa.
"Dari keterangan pemilik rumah, dia sudah melihat tanda-tandanya sejak Selasa petang," kata dia, Minggu, 19 Februari 2017.
Tanah ambles diketahui terjadi sekitar pukul 01.00 WIB, Rabu pekan lalu. Pemilik rumah kaget mendengar suara dari sumur yang jaraknya sekitar 3 meter dan dibatasi kamar mandi.
Baca Juga
Advertisement
Namun, ia tak segera bergegas dan melanjutkan istirahat. Kairan baru mengetahui sumurnya ambles saat pagi harinya sekitar pukul 05.00 WIB, saat akan buang air kecil.
Kairan terkejut karena sumurnya turun sedalam 4 meter. Bangunan sumur yang terbuat dari semen pun ambles ditelan bumi.
"Korban berteriak meminta tolong dan warga langsung ke lokasi," ucap Suharyadi.
Ia lalu mendapat laporan jika sumur Kairan ambles. Setelah itu, Suharyadi langsung melaporkan kejadian itu ke pihak pemerintah desa, Polsek Ponjong, dan BPBD Gunungkidul. Warga memberikan pengaman pada ujung sumur dengan bambu. Warga berencana untuk kerja bakti menutup sumur itu, tapi menunggu hasil kajian dari BPBD Gunungkidul.
"Semoga ada penanganan secepatnya dari pihak terkait seperti dari BPBD, agar tanah di sekitar lokasi tidak terus masuk ke lubang," ucap Suharyadi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Budhi Harjo mengatakan, timnya sudah mengecek lokasi amblesnya sumur tersebut. Timnya ini datang ke lokasi untuk mengkaji kondisi tanah ambles.
"Belum mengambil langkah karena masih menunggu kajian, apakah mau ditutup atau bagaimana, jadi ditunggu saja," kata Budhi.