Lakukan Pekerjaan Manusia, Robot Harus Bayar Pajak?

Pendiri Microsoft Bill Gates berpendapat bahwa robot yang sudah menggantikan pekerjaan pekerjaan manusia harus membayar pajak.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 20 Feb 2017, 12:00 WIB
Ilustrasi pekerjaan manusia yang dilakukan robot

Liputan6.com, Jakarta - Ada satu hal yang tak bisa dihindari oleh pekerja dan karyawan kantoran, yakni membayar pajak. Demikian juga dengan robot yang mengambil alih pekerjaan manusia. Setidaknya, itu yang ada di benak pendiri Microsoft Bill Gates.

Dalam sebuah wawancara dengan pemimpin redaksi media Quartz Kevin Delaney, Gates mengatakan, saat ini pekerja (manusia) mengerjakan pekerjaannya di pabrik dan harus membayar pajak.

"Saat seorang pekerja di sebuah pabrik, katakanlah dibayar US$ 50 ribu (sekitar Rp 666,7 juta), pendapatannya dikenai pajak baik itu pajak penghasilan, pajak jaminan sosial, dan-lain. Bayangkan, jika robot melakukan hal yang sama, maka harusnya robot juga dikenai pajak dengan nilai yang sama," kata Gates sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Ubergizmo, Senin (20/2/2017).

Karena robot tak bisa membayar pajak, Gates menyarankan bahwa uang perusahaan yang mempekerjakan robot dipakai untuk membayar pajak penghasilan. "Anda tidak bisa menghindari pembayaran pajak penghasilan," kata Gates.

Saat ini belum ada kejelasan apakah pemerintah akan mempertimbangkan untuk mengenakan pajak pada robot pekerja di masa depan. Meski begitu hal ini patut dipertimbangkan menurut Gates.

Bila robot pekerja dikenakan pajak, tentu perusahaan tak akan terlalu senang. Sebab, perusahaan menggunakan robot untuk mengurangi biaya produksi agar lebih efisien. Jika perusahaan yang telah membeli robot harus membayarkan pajak si robot, tentu akan menambah biaya.

(Tin/Ysl)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya