Liputan6.com, Tallahassee - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal keadaan di Swedia yang disampaikannya dalam pidato di Florida, memicu sejumlah pertanyaan. Trump menyebut negara Skandinavia itu mendapat banyak masalah karena secara bebas menerima pengungsi.
"Kita harus mengamankan negara kita," ujar Trump dalam pidatonya pada 18 Februari lalu.
Advertisement
"Lihat apa yang terjadi di Jerman. Lihat apa yang terjadi kemarin malam di Swedia. Swedia, siapa yang akan mengira. Swedia menerima banyak pengungsi. Mereka mendapat masalah yang tak pernah dibayangkan sebelumnya."
"Lihat apa yang terjadi di Brussels. Lihat apa yang terjadi di seluruh dunia. Lihat Nice. Lihat Paris," kata Trump.
Pada saat itu, Trump tampaknya mengacu pada serangan teror baru-baru ini yang terjadi di Jerman dan Prancis. Tapi tak ada serangan semacam itu terjadi di Swedia hingga kini.
Pernyataan Presiden AS itu membuat sejumlah netizen di Twitter berspekulasi bahwa Trump mungkin telah menyaksikan acara di Fox News. Pembawa acara tersebut, Tucker Carlson, mewawancara Ami Horowitz, seorang pembuat film yang mencoba mengaitkan kebijakan Swedia soal imigran dengan peningkatan kekerasan di negara tersebut.
Trump mengonfirmasi hal itu melalui Twitternya. "Pernyataan saya tentang apa yang terjadi di Swedia merujuk pada kisah yang disiarkan @FoxNews tentang imigran dan Swedia," tulis dia.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan kepada awak media, Trump berbicara tentang peningkatan kejahatan dan insiden baru-baru ini secara umum, dan tak mengacu pada insiden spesifik.
Dikutip dari CNN, Senin (20/2/2017), Sanders menegaskan, Trump tidak bermaksud mengatakan "tadi malam", tapi mengacu pada kenaikan kejahatan di negara tersebut.
Sementara itu akun resmi Twitter Kedutaan Besar Swedia di AS, telah menanggapi pernyataan Trump.
"Tidak jelas Presiden Trump merujuk ke mana, kami telah meminta Pejabat AS untuk penjelasan," tulis @SwdeninUSA dalam Twitter.
Setelah Trump menjelaskan apa yang dia maksud, Kedutaan Swedia di AS menulis, "Kami berhadap dapat mengonfirmasikan pemerintah AS tentang kebijakan imigrasi dan integrasi Swedia."
Melalui Twitter, mantan Perdana Menteri Swedia, Carl Bildt, mempertanyakan pernyataan Trump.
"Swedia? Serangan Teror? Dia telah merokok apa? (Hal itu menimbulkan) banyak pertanyaan," tulis Bildt.
Itu bukan kekeliruan yang pertama kali terjadi oleh Pejabat Gedung Putih. Beberapa waktu lalu penasihat Trump, Kellyanne Conway, menyebut pembantaian Bowling Green yang tak pernah terjadi.
Sementara itu, sekretaris pers Gedung Putih, Sean Spicer, menyebut soal serangan Atlanta. Tak lama kemudian ia mengklarifikasi apa yang ia maksud merujuk kepada penembakan di Orlando.