Liputan6.com, Jakarta - Mobil terbang disebut-sebut sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemacetan. Namun menurut Elon Musk, mobil terbang bukanlah solusi.
Kepada Bloomberg, sebagaimana dikutip dari Business Insider, Senin (20/2/2017), pria yang merupakan CEO Tesla dan SpaceX tersebut menilai mobil terbang merupakan gagasan konyol.
"Sebetulnya saya suka hal-hal yang terbang," ujar Elon. "Namun sulit untuk membayangkan bagaimana mobil terbang menjadi solusi yang terukur."
Untuk diketahui, sejumlah perusahaan saat ini tengah menggarap mobil terbang. Co-founder Google Larry Page bahkan menggelontorkan sejumlah dana ke startup bernama Zee.Aero untuk membangun sebuah mobil terbang. Tak ketinggalan, Uber pun telah meluncurkan proyek mobil terbang.
Baca Juga
Advertisement
Adapun Zee.Aero dan Uber tengah membangun sebuah kendaraan berkonsep Vertical Take-Off dan Landing (VTOL). Kendaraan itu dapat lepas landas secara vertikal tanpa landasan pacu. Uber mengatakan akan menggunakan VTOL untuk mengangkut orang-orang bepergian dalam kota di masa depan.
Pada dasarnya, VTOL merupakan kendaraan udara yang dapat terbang dan mendarat secara vertikal, mirip helikopter. Namun tak seperti helikopter, teknologi ini kelak didukung beberapa rotor yang memiliki sayap statis dan menggunakan baterai supaya mesin tak bising.
Sementara itu, Dubai dilaporkan tengah menguji coba taksi pesawat nirawak atau drone. Kabarnya, taksi drone tersebut bakal legal beroperasi pada pertengahan tahun ini dan saat ini sedang memasuki proses uji coba penerbangan.
Nanti, taksi drone dapat membawa satu penumpang dengan berat maksimal 100 kilogram, sedangkan durasi terbang telah dibatasi hanya dalam waktu 30 menit dalam ketinggian 1.000 kaki.
Karena taksi drone tidak ada pengemudinya, penumpang harus menggunakan layar sentuh untuk memilih tujuan. Tak ada kontrol navigasi lain di dalam drone. Taksi drone tersebut memiliki teknologi autopilot yang dikendalikan pusat komando pemerintah Dubai.
Pemerintah Dubai mengatakan, uji coba penerbangan telah dilakukan di pusat kota. Sementara drone yang digunakan adalah Ehang 184, drone buatan Tiongkok yang juga telah diuji di Nevada pada Juni 2016 lalu.
(Why/Ysl)