Liputan6.com, Jakarta Masyarakat kini punya beragam pilihan berinvestasi untuk masa depan. Namun investasi dalam bentuk emas masih tetap menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Pendiri sekaligus Komisaris Utama PT Hartadinata Abadi, Ferriyadi Hartadinata, mengatakan, emas merupakan instrumen yang paling aman dibandingkan dengan yang lain. Pertama, harga emas terus naik setiap tahun.
"Sebenarnya harga emas kalau lihat trennya tidak pernah turun, pasti naik. Memang turun bulan Januari misalnya, Februari, Maret naik. Pokoknya kalau diratakan setahun pasti naik," ujar dia di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, (20/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Rata-rata kenaikan harga emas per tahun mencapai 15 persen. Meski tidak terlalu besar, kenaikan harga emas dinilai lebih stabil dibandingkan instrumen investasi lain. "Tidak ada turun kalau tahun per tahun, Tidak bakal rugi. Kurang lebih 15 persen per tahun, di atas bunga bank," kata dia.
Selain itu, jika membutuhkan dana segar secara mendadak, emas juga bisa langsung dijual atau digadaikan. Saat ini banyak usaha pegadaian atau toko emas yang siap menerima pembelian atau gadai emas.
"Aman sekali dibanding lain, karena likuid. Dia perlu uang, detik itu juga bisa diuangkan. Anak sekolah mau bayaran, dia jual langsung jadi uang. Karena likuid dan stabilnya," ungkap dia.
Bahkan untuk menjual atau menggadaikan emas tidak mengenal hari libur. Hal ini karena toko emas atau usaha pegadaian tetap buka meski hari libur. "Kalau bank hari Sabtu tutup, toko emas buka Sabtu-Minggu. Asal ada bonnya, itu bedanya di kita," tandas dia.
Untuk diketahui, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 1.000 menjadi Rp 591 ribu per gram pada perdagangan Senin (20/2/2017). Pada perdagangan Sabtu pekan lalu, Antam melego 1 gram emas di harga Rp 590 per gram.
Untuk harga internasional pekan lalu, emas untuk pengiriman April di divisi Comex naik 0,3 persen ke level US$ 1.240,10. (Dny/Gdn)