Liputan6.com, Jakarta Sementara dokter dan ilmuwan terus mencari cara untuk bisa langsung memanaskan gairah seks wanita, baru-baru dalam bentuk pil bernama Addyi atau flinbaserin. Studi terbaru mengungkapkan bahwa seks sebenarnya bukanlah sesuatu yang wanita inginkan.
Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti dari University of Zurich menemukan, apa yang dinamakan "pink Viagra" tidaklah sepopuler yang diharapkan. Ini karena janji untuk bisa berhubungan seks lebih sering, untuk banyak wanita, bukanlah sesuatu yang mereka inginkan.
Advertisement
Studi ini meneliti 159 wanita Swiss berusia 18 sampai 73 tahun, dan menemukan, 61 persen dari mereka mau mencoba Addyi--yang diklaim bisa membantu wanita dengan gairah seks rendah. Namun mereka lebih termotivasi dengan kemungkinan bisa meningkatkan kepuasan mereka saat berhubungan seks, dibanding bisa melakukannya lebih sering.
Studi ini bukanlah studi satu-satunya yang menemukan hal ini. Tahun lalu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine, berdasarkan data yang dikumpulkan dari 6000 wanita: menggunakan flibanserin hanya menghasilkan satu setengah tambahan hubungan seksual yang memuaskan setiap bulannya.
"Pil ini tidak bekerja karena mereka tidak mempertimbangkan bagaimana siklus keterangsangan wanita bekerja," ujar psikolog Antonia Hall, penulis dari The Ultimate Guide to a Multi-Orgasmic Life.
"Mengetahui apa yang bisa membuat Anda terangsang dan mengekspresikannya pada pasangan bisa bekerja secara ajaib. Terus melakukan hal ini akan membuat energi Anda bangkit, dan hasilnya Anda akan lebih mudah terangsang. Jarang sekali mengonsumsi pil bisa menyelesaikan masalah dalam hidup, dan ini adalah salah satunya."
Intinya: Pria mau menggunakan Viagra karena hal ini memungkinkan mereka untuk bercinta lebih sering. Namun wanita hanya menginginkan kehidupan seks yang lebih baik, bahkan jika artinya frekuensinya lebih sedikit. Jadi, pil penambah gairah bukanlah jawaban untuk wanita. Seperti melansir She Knows, Selasa (21/2/2017).