Liputan6.com, New York - Harga emas menguat terpicu pelemahan Dolar Amerika Serikat (AS) dan pasar yang menunggu detail rencana kebijakan pajak Presiden Donald Trump. Harga emas naik di tengah rendahnya pembelian seiring momen libur di AS.
Melansir laman Reuters, Selasa (21/2/2017), harga emas di pasar Spot naik 0,2 persen menjadi US$ 1.238 per ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman April diperdagangkan sedikit lebih rendah ke posisi US$ 1.238,50 per ounce.
Sebagian besar perdagangan emas diprediksi akan rendah hingga Federal Reserve (The Fed) mengumumkan kebijakan kenaikan suku bunganya pada pekan ini. Rencananya 5 kepala regional Federal Reserve akan bertemu pada pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Harga emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Sementara pasar likuiditas pada perdagangan hari ini sedikit rendah karena libur nasional di Amerika Serikat.
"Harga emas menetap ke dalam kisaran $ 1,220-1,245. Hal ini diharapkan menjadi hal baik pada Hari Presiden," kata Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen.
Dia mengatakan, langkah Presiden Trump akan terus menjadi sumber utama yang menginspirasi pasar emas. Hal yang ditunggu saat ini adalah janji kebijakan pajaknya.
Sementara, Dolar telah kehilangan kekuatanya dalam beberapa pekan terakhir seiring menhilangnya euforia pasca-pemilu, di mana Trump
menjanjikan untuk memberikan fasilitas pemotongan pajak, mengurangi regulasi dan meningkatkan pengeluaran.
Sedangkan Euro sedikit lebih tinggi terhadap dolar terpicu imbal hasil obligasi AS bergerak mendatar, mengabaikan kekhawatiran kondisi politik di Prancis.
Di antara logam mulia lainnya, perak naik 0,4 persen pada US$ 18,04 per ounce. Platinum dijual 0,05 persen lebih rendah ke posisi US$ 1.000,50 dan
paladium turun 0,5 persen menjadi US$ 771,50 per ounce.