Liputan6.com, Brebes - Ribuan hektare (Ha) tanaman bawang merah milik petani di sebagian wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terancam gagal panen. Hal itu menyusul terjadinya bencana banjir yang merendam lahan pertanian warga akibat tingginya curah hujan di wilayah Kabupaten Brebes dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan pendataan Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) dan Dinas Pertanian Kabupaten Brebes, total kerugian yang dialami petani ditaksir hingga mencapai lebih dari Rp 80 miliar.
"Data kami saat ini area pertanian warga banyak yang terendam banjir. Dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan pembusukan pada tanaman dan mempengaruhi produktivitas hasil pertanian yang merosot tajam," ucap Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Brebes, Masrukhi Bachro, seperti ditulis, Selasa (21/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia mencontohkan, saat ini kondisi area pertanian sentra produksi bawang merah dan padi milik warga yang terendam banjir parah di wilayah Kecamatan Brebes dan Wanasari sampai Jatibarang.
Adapun jumlah luasan yang terdampak cukup besar hingga seribu hektare lebih. Jika sampai nanti gagal, panen, maka nilai kerugian yang dialami petani mencapai ratusan miliar.
"Sekarang ini di Kecamatan Wanasari dan Brebes saja, rata-rata tanaman padi yang sudah siap panen. Begitu juga bawang merah rata-rata sudah berumur 30-45 hari," dia menambahkan.
Ia pun berharap adanya perhatian pemerintah terkait dengan ancaman gagal panen musim tanam kali ini.
"Setidaknya didata karena ini berpengaruh pada tingkat produksi daerah dan nasional, kemudian perlu juga dipikirkan bagaimana petani mendapat motivasi setidaknya ada bantuan subsidi bibit jika tidak bisa mengkompensasi kerugian yang ada," ujarnya.
Rusak dan Busuk
Ketua ABMI Juwari menyatakan, bencana banjir merendam ribuan hektare lahan pertanian bawang di sentra produksi bawang merah. "Sensus yang kami lakukan, tercatat 1.200 hektare lahan pertanian bawang merah terendam banjir dan bisa dipastikan gagal panen karena hasil bawang busuk dan rusak akibat diterjang banjir," ucap Juwari.
Di sisi lain, Kabupaten Brebes merupakan lumbung sentra produksi bawang merah yang selama ini mencukupi sepertiga kebutuhan nasional. Dengan demikian, banyaknya lahan pertanian bawang merah yang gagal panen ini akan berpengaruh dengan harga bawang merah di pasaran.
"Ya jelas akan berpengaruh pada harga bawang di pasaran. Apalagi karena nanti saat panen raya produktivitasnya menurun drastis. Mudah-mudahan tidak terlalu berpengaruh, mahal untuk harga bawang merah di pasaran," dia menambahkan.
Juwari menjelaskan, lima sentra penghasil bawang merah di Kabupaten Brebes yang terendam banjir adalah Kecamatan Wanasari, Kecamatan Brebes, Kecamatan Jatibarang, Kecamatan Bulakamba, dan Kecamatan Losari.
"Paling parah terjadi di tiga kecamatan, yakni Brebes, Wanasari, dan Jatibarang. Di Wanasari saja sekitar 290 hektare lahan tanaman bawang merah yang gagal panen akibat rusak dan busuk terendam banjir," katanya.
Masih kata Juwari, dari satu hektare lahan pertanian bawang merah yang terendam banjir, petani akan mengalami kerugian sebesar Rp 70 juta.
"Jadi bayangkan saja modal awal petani menanam bawang merah. Kalau per hektare saja Rp 70 juta. Kalau total lahan tanaman bawang merah yang rusak mencapai 1.200 hektare lebih. Ya, sekitar Rp 84 miliar lebih kerugian yang harus ditanggung petani," ucapnya.
Ia menyebut, selama ini jika petani bawang merah mengalami gagal panen atau kerugian, tak ada solusi yang bisa ditempuh untuk mengurangi ataupun meminimalisasi risiko kerugian.
"Kan ,kalau bawang merah tidak ada asuransi pertaniannya. Jadi ya sudah begini kalau gagal panen atau rusak hanya bisa menikmati kerugian saja," ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Brebes Budiharso mengamini jika banjir yang melanda beberapa wilayah Brebes merusak ribuan hektare tanaman pertanian, termasuk bawang merah dan padi.
"Ya banjir Brebes juga berdampak pada ribuan hektare lahan pertanian. Khususnya bawang merah dan padi," ucap Budiharso.
Kendati demikian, hingga kini pihaknya masih mendata lahan tanaman pertanian yang rusak akibat diterjang banjir.
"Kami masih lakukan pendataan. Untuk sementara 908 hektare lahan pertanian padi rusak dan terancam gagal panen. Tapi untuk bawang merah masih kita data, tapi yang jelas ratusan hektarelah yang rusak," dia menambahkan.
Untuk kerusakan tanaman padi di Brebes tersebar di lima kecamatan, yakni Jatibarang, Brebes, Ketanggungan, Tanjung, dan Bulakamba.
"Kerusakan tanaman padi rata-rata karena lahannya terendam banjir hingga lebih dari setengah meter ketinggian airnya. Sehingga tanaman padi pun rusak dan gagal panen," dia memungkasi. (Fajar Eko Nugroho/Gdn)