Liputan6.com, Cirebon - Pergeseran tanah akibat hujan deras pada Rabu malam pekan lalu masih menghantui warga Cirebon. Termasuk, warga di Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.
Tercatat sebanyak 35 kepala keluarga yang menempati 22 rumah terancam menjadi korban pergeseran tanah. Dari data tersebut, sudah ada empat rumah yang rata dengan tanah.
"Sudah ada yang kami evakuasi, jumlahnya di atas 100 orang. Tapi, sebagian ada yang mengungsi ke rumah saudaranya atau desa tetangga," kata Kasi Ekbang Desa Gumulung Lebak Ucup Supriyatna, Selasa, 21 Februari 2017.
Warga Desa Gumulung Lebak mengaku khawatir akan kondisi tanah yang dihuninya selama ini. Sebab, kata Ucup, tanah di desa itu selalu bergeser setiap jam.
Baca Juga
Advertisement
Dia menyebutkan, belum lama ini terjadi pergeseran tanah sebanyak tiga kali di area pinggir kali Desa Gumulung Lebak. Padahal, warga tengah sibuk membuat tanggul buatan dari pasir yang dibungkus karung.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Jawa Barat juga tengah sibuk mendata dan membuat jalur evakuasi dibantu warga setempat. "Jembatan penghubung desa di tempat kami juga bagian penyangganya sudah keropos dan hampir putus," ujar dia.
Pantauan di lokasi, para pemilik rumah yang rata dengan tanah mencari sisa-sisa material bangunan yang dianggap masih bisa dipakai kembali. Sejumlah warga juga bergotong-royong menimbun retakan akibat terjadi pergeseran tanah.
Pemerintah desa setempat juga mengimbau agar masyarakat tidak pulang ke rumah dulu. Hal itu mengingat hujan dan arus yang deras berpotensi terjadinya longsor susulan.