Liputan6.com, Baku - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev (55) menunjuk istrinya, Mehriban Aliyev (52), sebagai wakil presiden pertama di negara itu. Ini berarti, Mehriban kelak akan mengambil kendali kepemimpinan jika sang suami dalam kondisi tidak memungkinkan menjalankan roda pemerintahan.
Posisi wakil presiden di negara itu "lahir" melalui sebuah referendum konstitusi pada September 2016 lalu. Dan penunjukan Mehriban ini diumumkan melalui situs kepresidenan.
Advertisement
"Berdasarkan Pasal 1031.1 Konstitusi Azerbaijan, saya menunjuk Mehriban Aliyev sebagai wakil presiden pertama Republik Azerbaijan," demikian bunyi dekrit yang ditandatangani Ilham seperti dikutip kantor berita Tass dan dilansir New York Post, Rabu, (22/2/2017).
Mehriban dikabarkan baru berusia 19 tahun ketika pasangan itu memutuskan menikah hingga kini dikaruniai tiga anak. Perempuan lulusan kedokteran itu sebelumnya duduk sebagai anggota parlemen.
First Lady yang kini merangkap sebagai wapres tersebut juga memimpin Yayasan Heydar Aliyev, sebuah organisasi non-pemerintah terbesar di Azerbaijan. Selain itu, ia menjabat pula sebagai duta PBB untuk ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta pendidikan Islam.
Dipilihnya Mehriban telah memicu perdebatan. Para kritikus mengatakan referendum September lalu--yang turut memperpanjang masa jabatan presiden dari lima sampai tujuh tahun--telah menjamin kelanggengan dinasti.
Aliyev sendiri jadi presiden pada 2003 menggantikan sang ayah, Heydar Aliyev, yang merupakan presiden ketiga di negara itu. Heydar dikabarkan telah mendominasi politik Azerbaijan selama 30 tahun terakhir masa hidupnya.
Selama ini pemerintahan Aliyev disorot terkait melalui praktik korupsi dan tindakan represif terhadap lawan politik juga para pengkritiknya. Tudingan terkait hal ini dibantah oleh rezim tersebut.
BBC melansir tahun 2016 lalu, Amerika Serikat membocorkan dokumen diplomatik yang menyebutkan meski duduk sebagai anggota parlemen, Mehriban kurang paham isu-isu politik. Dokumen yang sama mengungkap ibu negara itu menjalankan gaya hidup mewah dan pernah melakukan operasi plastik.
Ayah Mehriban, Arif Pashayev, merupakan seorang pengusaha kaya dan sukses di Azerbaijan.
Selama ini Presiden Aliyev menempatkan dirinya sebagai penjaga stabilitas negara itu, sebuah "jualan" yang memiliki daya tarik cukup mengingat Azerbaijan memiliki pengalaman menyakitkan akibat ketidakstabilan yang terjadi pada 1991 pascakeruntuhan Uni Soviet.