Liputan6.com, Missouri - Makam Yahudi di St. Louis, Missouri dirusak oleh orang tak dikenal. Insiden itu terjadi pada akhir pekan lalu. Lebih dari 150 batu nisan rubuh dan rusak.
Terkait insiden tersebut, dua aktivis Muslim Amerika pun memulai pengumpulan dana untuk perbaikan makam yang dirusak itu.
Advertisement
"Lewat kampanye ini, kami berharap bisa memberikan pesan persatuan dari komunitas Yahudi dan Muslim bahwa tidak ada tempat buat kebencian, perusakan, hal-hal yang dianggap najis dan kekerasan di Amerika Serikat," kata Tarek El-Messide dan Linda Sarsour seperti dikutip dari Washington Post, Rabu (22/2/2017).
"Kami berharap dengan dan perbaikan ini, saudara Yahudi-Amerika kami dapat merasakan keamanan dan perdamaian, yang jelas terkejut dengan insiden ini," lanjut keduanya.
Tarek mengatakan, ketika ia melihat berita tentang vandalisme yang menimpa kuburan Chesed Shel Emeth Society di St. Louis, ia ingat kisah tentang Nabi Muhammad yang berdiri dari duduknya ketika prosesi pemakaman Yahudi berlangsung di depannya. Ketika ditanya kenapa oleh sahabatnya, Nabi menjawab, "bukankah itu (yang meninggal) juga jiwa manusia?"
"Kisah itu menunjukkan bahwa kemanusiaan lebih dari apapun bagi nabi. Kami harus menerapkannya bagi kehidupan di sini, dan tiap orang berhak untuk istirahat dengan damai," ujar Tarek.
"Dan ini adalah cara hebat untuk menunjukkan hormat dan penghargaan bagi saudara kita Yahudi," lanjutnya.
Lewat lembaga yang ia kelola, Celebrate Mercy, misi Tarek tak hanya mengenalkan ajaran Nabi Muhammad tapi juga mengajak Muslims AS untuk merespons kejahatan dengan kebaikan.
Kejahatan rasial makin meningkat semenjak pemilu pilpres pada November 2016 lalu. Kedua komunitas baik Muslim dan Yahudi jadi target serangan.
Menurut Tarek, dengan begitu, kedua komunitas makin erat.
"Ini masalah kemanusiaan, semenjak pemilu kami makin erat untuk melawan kebencian."
Tarek mengatakan ia telah berkomunikasi dengan direktur pemakaman itu, yang rencananya akan mengirim data jumlah kerusakan. Namun, ia tak bisa memastikan berapa.
Jika uang yang dikumpulkan lebih dari yang dibutuhkan, keduanya sepakat akan menggunakan untuk kampanye kebencian anti-semit.
Kisah Kerjasama Muslim dan Yahudi AS
Komunitas Muslim AS kerap kali terlibat dalam berbagai kegiatan di AS. Mereka melibatkan diri dalam hal donasi untuk membantu sesama non-muslim dan Yahudi. Demikian pula sebaliknya.
Seorang pemimpin Muslim nasional di Knoxville, Tennessee, juga pernah membantu meluncurkan penggalangan dana untuk korban serangan teroris San Bernardino pada tahun 2015. Ia berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 215.000.
Pada tahun 2012, setelah serangan terhadap fasilitas diplomatik AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya, Tarek juga menyerukan umat Islam untuk menulis surat belasungkawa kepada keluarga pak dubes. Hasilnya, surat yang jumlahnya lebih dari 8.000 lembar diterima adik Steven pada Thanksgiving.
Advertisement
Masjid yang Dibakar dan Peminjaman Sinagog
Berjam-jam setelah Presiden Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif terkait larangan masuk 7 negara muslim ke AS, sebuah masjid di Texas terbakar.
Seorang pekerja di toko serba ada yang tak jauh dari masjid, melihat asap dan api dari Islamic Center of Victoria pada Sabtu 28 Januari 2017 pada pukul 02.00 waktu setempat. Tim pemadam kebakaran butuh waktu empat jam untuk menaklukkan api.
Sembari menunggu perbaikan masjid, warga Yahudi di sebuah kota kecil di Texas meminjamkan sinagog mereka kepada jemaah Victoria Islamic Centre.
Salah satu pendiri masjid, Shahid Hashmi mengatakan, "anggota komunitas Yahudi datang ke rumah saya dan memberi saya kunci sinagog."
Sementara itu, dana bantuan pembangunan masjid lewat laman GoFundMe telah mencapai lebih dari US$900 ribu, lebih dari target mereka US$850 ribu.