Liputan6.com, Timika - Aparat Kepolisian Resor Mimika, Papua, meningkatkan pengamanan di Kwamki Lama, Distrik Kwamki Narama, menyusul terbunuhnya seorang pemuda bernama Ateng Mom (23) dalam prosesi bayar denda adat pada Senin, 20 Februari 2017.
Kabag Ops Polres Mimika Kompol Nyoman Punia mengatakan, guna mencegah terjadi konflik antarkelompok warga di Kwamki Lama, Polres Mimika menempatkan satu pleton anggota Pengendali Massa (Dalmas) dan satu regu Pos Polisi Kwamki Lama.
"Kami sudah siagakan anggota di Kwamki Lama untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita kehendaki bersama," kata Nyoman, di Timika, dilansir Antara, Rabu (22/2/2017).
Nyoman mengatakan selama ini polisi bersama tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat dan pemuka agama di wilayah itu telah memfasilitasi penyelesaian adat banyak masalah di Kwamki Lama.
"Kemarin-kemarin ada banyak masalah yang sudah kita fasilitasi untuk diselesaikan. Masalah perselingkuhan, masalah perang, dan masalah-masalah lainnya yang menurut kami sangat rumit," kata Nyoman.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengimbau masyarakat Kwamki Lama berperan aktif menjaga keamanan di wilayah mereka serta tidak mudah terpancing untuk melakukan kekerasan.
"Kalau ada masalah apapun, jangan ambil tindakan sendiri-sendiri. Laporkan ke polisi untuk bisa ditangani," imbau dia.
Terkait kematian Ateng Mom (23), warga Amole Kwamki Lama yang dipanah saat mengikuti prosesi pembayaran denda adat pada Senin lalu, polisi telah mengidentifikasi para pelakunya.
"Ada dua orang yang sudah kami data. Saya sudah perintahkan anggota untuk menangkap yang bersangkutan," kata Nyoman.
Ateng Mom meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika setelah dadanya tertembus sebuah anak panah yang dilepaskan seseorang saat berlangsung proses pembayaran denda adat atas masalah perselingkuhan warga di Kwamki Lama.
Kasus perselingkuhan tersebut sudah diselesaikan pada Senin kemarin yang ditandai dengan pembayaran uang dan beberapa ekor ternak babi oleh pihak pelaku ke keluarga korban.