Ketua Badan Anti-Rasisme Piala Dunia 2018 Bikin Kontroversi

Rusia bentuk badan anti-rasisme untuk meminimalisasi insiden di Piala Dunia 2018.

oleh Rama Dani diperbarui 22 Feb 2017, 19:10 WIB
Logo Piala Dunia 2018 di Rusia

Liputan6.com, Moskow - Rusia terus berbenah menyambut perhelatan Piala Dunia 2018. Tidak hanya dari segi infrastruktur, secara sistem mereka juga mulai kembali menata ulang persepakbolaan di negeri tirai besi.

Salah satu hal yang mendapat sorotan adalah urusan rasisme. Tingginya tingkat pelecehan terhadap hal tersebut membuat federasi sepakbola Rusia merasa perlu membentuk badan khusus.

Mereka pun menunjuk mantan pemain Chelsea, Alexei Smertin sebagai ketua badan anti-rasisme. Tugas bekas gelandang Timnas Rusia yang kini menjadi politisi itu adalah mengawasi serta mengambil tindakan tegas atas segala macam hal yang berkaitkan dengan masalah rasisme.

Bukan cuma untuk kompetisi di Rusia, nantinya Smertin juga akan menjadi duta sekaligus inspektur anti-rasisme dan diskriminasi untuk Piala Dunia 2018.

Sayangnya, baru-baru ini Smertin membuat pernyataan kontroversial di depan media soal masalah rasisme di Rusia. Dia mengklaim kalau tindakan semacam itu tidak pernah ada dan ulah suporter beberapa tahun silam kepada sejumlah pemain kulit hitam hanya sebuah lelucon.

"Tidak ada rasisme di Rusia. Itu datang dari luar, dari negara lain. Layaknya fashion," kata Smertin, seperti dikutip The Sun.


Hanya Candaan

"Fans mungkin melakukan sesuatu untuk menantang lawan, tapi tidak secara personal. Sepuluh tahun lalu mungkin ada yang memberikan pisang kepada orang kulit hitam, namun itu hanya untuk candaan," ujarnya lagi.

Ucapan Smertin itu kini mengundang kecaman. Meski demikian, yang bersangkutan masih tetap percaya diri bahwa Rusia akan mampu menyelenggarakan perhelatan Piala Dunia 2018, yang bebas dari rasisme.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya