Liputan6.com, Sydney - Istilah wanita penghibur tidak pelak memunculkan dua persepsi yang berbeda. Di satu sisi, persepsi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab mereka terjun ke dunia tesebut seperti kemiskinan, kejahatan teroganisir, kekerasan, dan narkoba.
Di sisi lain, gambaran wanita penghibur lekat dengan hidup mewah yang mereka lakoni. Tas bermerk, perhiasan, semua mereka jalani agar tetap bertahan di dunia tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Apa yang kurang jelas adalah seperti apa sebenarnya hidup yang dijalani wanita penghibur maupun pelacur ini sesungguhnya? Beberapa orang mungkin menganggap Pretty Woman adalah contoh nyata pelacur kelas atas.
Seorang pelacur kelas atas mengungkapkan bagaimana kehidupannya sehari-hari di akun berbagi Reddit. Wanita berusia 25 tahun itu mengaku telah terjun ke industri prostitusi sejak remaja dan bekerja di salah satu rumah pelacuran kelas atas di Sydney.
Menurut wanita yang tak disebutkan namanya itu, ia mendapatkan cukup banyak uang dari profesinya tersebut. Walau nantinya terdapat potongan untuk segala hal.
Untuk satu jam pertama, ia mendapat 5,5 juta rupiah, 10 juta untuk jam kedua, dan 3 juta untuk setiap jam setelahnya. Jumlah tersebut tentu tak sama bagi tiap orangnya.
Hal-hal yang tak ingin dia lakukan
Tidak benar kalau seorang pelacur mau melakukan apa saja untuk pelangganya. Menurut wanita itu, ada beberapa hal yang tak akan ia lakukan dan pelacur lainnya pun memiliki batas tersebut.
"Aku tak akan mau bermain dengan dua orang sekaligus, pelanggan yang punya fetish aneh, peran incest, berlumuran lumpur, dan booking ke luar kota yang lama," ujar dia seperti dilansir dari Mirror, Rabu (22/02/2017).
Pelanggan yang memakai jasanya
Pelanggan yang memakai jasanya
Sebagian besar pelanggan yang ia layani berusia antara 40-60 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia demikianlah biasanya seorang pria memiliki penghasilan berlebih yang membuatnya mampu memesan jasa pelacur kelas atas.
"Saya paling senang dengan orang Asia, India, dan Kaukasia. Mereka sopan dan murah hati," kata dia.
Sejak menjadi pekerja seks, ia mengaku telah tidur dengan 1.100-1.200 laki-laki. Ada kalanya, ia bertemu dengan klien yang tidak menarik. Tapi ia mengabaikan hal tersebut selama mereka bersikap sopan dan bersih.
Wanita itu mengaku, teman-teman dan keluarganya tahu apa pekerjaannya sebenarnya. Ia berusaha tidak menutupi pekerjaannya pada pacarnya. Hal tersebut membuat ia tak pernah berkencan dalam waktu yang lama.
"Dunia pelacuran ini tidak hitam-putih belaka. Beberapa dari kami bekerja di jalanan, ada pula yang tidur dengan CEO di hotel mahal. Tapi itu tidak mengidentifikasikan kami semua," aku dia.
Dalam penjelasannya, ia mengakui kalau gangguan syaraf yang ia derita membuat ia mesti meninggalkan industri kelam itu. Kini setelah pensiun, ia berencana untuk mengejar gelar Master dan hidup normal seperti wanita lainnya.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Advertisement