5 Bukti Hidup Kegagalan Barcelona Menemukan Suksesor Xavi

Barcelona mengeluarkan dana tidak sedikit untuk menambal lubang yang ditinggalkan Xavi.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 22 Feb 2017, 18:30 WIB
Barcelona belum berhasil menemukan pengganti Xavi Hernandez. (EPA/Alejandro Garcia)

Liputan6.com, Barcelona - Sudah dua setengah tahun Xavi Hernandez meninggalkan Barcelona. Sudah puluhan juta euro pula El Azulgrana keluarkan untuk menemukan pengganti playmaker elegan tersebut.

Xavi hengkang ke Al Sadd pada 2015 setelah menghabiskan 17 musim di Camp Nou. Di bawah komandonya, Barcelona memenangkan 25 gelar bergengsi, termasuk empat titel Liga Champions dan delapan mahkota La Liga.

Kepergian Xavi meninggalkan lubang besar pada permainan Barcelona. Perannya makin terasa karena klub sudah mengeluarkan banyak dana demi mendapatkan suksesornya. 

Barcelona sebenarnya memiliki suksesor natural Xavi jauh sebelum dirinya keluar. Sosok yang dimaksud adalah Thiago Alcantara. Namun, pemain keturunan Brasil tersebut memilih mengikuti jejak Pep Guardiola ke Bayern Muenchen.

Siapa saja pembelian gagal Barcelona untuk menggantikan Xavi? Berikut penelusuran Liputan6.com.


Cesc Fabregas

Kembali ke Barcelona tahun 2011. Dicap sebagai anak yang hilang, kepulangan Fabregas disambut antusias klub dan pendukung.

Sayang, Fabregas tiba di saat peran Xavi dan Andres Iniesta begitu besar. Kesulitan menggeser kedua senior, dia pun lebih sering dimainkan sebagai penyerang.

Cesc Fabregas. (AFP/Jose Jordan)

Membelinya dari Arsenal sebesar Rp 407 miliar, Barcelona memutuskan mengambil sedikit keuntungan dengan menjual Fabregas ke Chelsea senilai Rp 463 miliar pada 2014.


Ivan Rakitic

Sadar Xavi segera pergi dan Fabregas gagal memenuhi ekspektasi, Barcelona merekrut Rakitic dari Sevilla senilai Rp 295 miliar pada 2014. Keputusan ini berbuah manis.

Ivan Rakitic. (AFP/Lluis Gene)

Gelandang asal Kroasia tersebut membantu El Azulgrana menjadi treble winners. Rakitic juga menciptakan salah satu gol ke gawang Juventus pada final Liga Champions.

Namun, kinerjanya belakangan menurun. Rapor tersebut membuat Barcelona kurang yakin dalam menawarkan perpanjangan kontrak.


Arda Turan

Barcelona membeli Turan ketika tengah menjalani sanksi embargo transfer pada musim panas 2015. Klub Catalan tersebut baru bisa menurunkannya ketika hukuman diangkat pada Januari 2016.

Meski sudah berlatih dengan Lionel Messi dan kawan-kawan sejak direkrut dari Atletico Madrid, Turan tetap butuh proses adaptasi ketika bermain di tim utama.

Arda Turan. (AFP/Oli Scarff)

Kesulitan Turan bertambah karena tidak biasa mengisi lini tengah. Terbukti, dia lebih bersinar saat diturunkan sebagai penyerang sayap. Masalahnya, di sana Turan harus bersaing melawan Messi dan Neymar.

 


Andre Gomes

Andre Gomes. (AFP/Lluis Gene)

Bergabung musim panas lalu. Biaya transfer sebesar Rp 492 miliar plus variabel Rp 281 miliar terasa sangat besar mengingat kinerja Gomes sejauh ini.

Pemain yang direkrut seusai tampil mengesankan bersama Portugal di Piala Eropa 2016 tersebut tidak memenuhi ekspektasi setiap diturunkan. Gomes bahkan dicemooh penonton saat Barcelona mengalahkan Leganes di La Liga akhir pekan lalu.

Dengan tingginya harga dan usia muda, Barcelona kemungkinan memberi Gomes waktu untuk memperlihatkan potensi sebenarnya.


Denis Suarez

Pembelian paling murah Barcelona. Mereka cuma menyetor Rp 44 miliar sebagai bagian kesepakatan ketika menjualnya ke Villarreal pada 2015.

Barcelona membujuk Suarez agar meninggalkan akademi Manchester City dan bergabung di La Masia pada 2013. Lebih banyak memperkuat tim B, mereka kemudian meminjamkannya ke Sevilla setahun kemudian.

Denis Suarez. (AP Photo/Manu Fernandez)

Penampilan impresif menjanjikan di Ramon Sanchez Pizjuan meyakinkan Villarreal untuk merekrutnya secara permanen, sebelum Barcelona memboyongnya kembali ke Camp Nou. Sejauh ini belum meyakinkan ketika diberi kesempatan bermain.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya