Liputan6.com, Jakarta - Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono angkat suara terkait banjir Jakarta.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri ini menyatakan, banjir Jakarta terjadi akibat belum tuntasnya revitalisasi dan normalisasi kali. Banjir juga terjadi akibat relokasi lahan di Jakarta belum maksimal.
Advertisement
"Ya (banjir) karena proyek revitalisasi, normalisasi Ciliwung dan seterusnya itu kan belum tuntas. Masih terkendala pelbagai hal, termasuk lahan dan itu harus direlokasi tuntas, sekarang kan masih 40 persen," ujar Sumarsono usai rapat bersama Komisi II di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu 22 Februari 2017.
Sumarsono menjelaskan, ada 13 sungai yang harus dinormallisasi bila ingin Jakarta bebas banjir.
"Kalau ini diselesaikan 100%, Jakarta kering tak akan ada banjir. Persoalannya baru 40%. Jadi siapapun (terpilih) gubernurnya harus dilanjut kalau tidak Jakarta akan tetap banjir," ujar dia.
Di mengingatkan penuntasan harus disertai dengan tersedianya tempat relokasi dan tidak asal menggusur. Selain itu, penataan ulang sungai juga menjadi catatan agar ke depan Jakarta bebas banjir sepenuhnya.
"Karena secara master plan penanganan banjir di Jakarta sudah bagus, nggak bisa dikritik lagi dari sisi konsep. Pembangunan normalisasi sungai, relokasi siapkan rumah susun, pompa pastikan berfungsi," ujar Sumarsono.