Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berkomitmen untuk terus mewujudkan ketahanan energi, salah satunya dengan pembangunan dan peningkatan kapasitas kilang nasional. Saat ini Indonesia memiliki dua belas kilang, dimana tujuh di antaranya merupakan kilang Pertamina.
“Kapasitas kilang terpasang saat ini sekitar 1,17 juta barel per hari. Ini sudah bertahun-tahun tidak tumbuh dan arahan Bapak Presiden bahwa sekurangnya kebutuhan nasional itu kapasitas kilangnya harus sama dengan kebutuhan nasional,” ujar Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan.
Advertisement
Untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional, dalam rancangan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), direncanakan kapasitas kilang nasional ditingkatkan menjadi lebih dari 2 juta bpd pada tahun 2025.
Kementerian ESDM pun telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 tahun 2016 tentang Pembangunan Kilang oleh Swasta. Regulasi ini untuk mempercepat dan memudahkan pembangunan kilang baru.
Kilang Balongan merupakan Kilang pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan bensin ramah lingkungan. Kilang Balongan telah melakukan pengembangan teknologi dengan membangun Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) pada tahun 2005. Produk-produk unggulan yang dihasilkan Kilang Balongan antara lain Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, dan Propylene.
Kilang Balongan merupakan satu-satunya kilang penghasil Pertamax Plus di Indonesia, dan telah menjadi pioneer kilang penghasil solar (Pertadex) berstandar EURO II yang ramah lingkungan di Indonesia dengan spesifikasi cetane index minimal 50 dan kandungan sulfur kurang dari 300 ppm.
Kilang Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Beberapa waktu lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, bersama Menteri BUMN, Rini Soemarno, didampingi Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Yeni Andayani, melakukan kunjungan kerja ke Kilang Balongan yang di kelola oleh PT. Pertamina (Persero) di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Kamis (16/2).
Kilang yang telah beroperasi sejak tahun 1994 ini memiliki kapasitas sebesar 125 ribu barel per day (bpd).
Kunjungan tersebut sekaligus melaksanakan groundbreaking Proyek Submarine Pipe Line (SPL) dan Single Point Mooring (SPM) Refinery Unit (RU) VI Balongan. SPM adalah fasilitas terapung tempat bertambatnya kapal di laut, sekaligus berfungsi sebagai penyalur minyak dari kapal yang bertambat ke pipa offshore, dan fasilitas onshore atau sebaliknya.
Cakupan dari proyek ini antara lain menggantikan dan meningkatkan SPM berkapasitas 150.000 Deadweight Tonnage (DWT) menjadi kapasitas 165.000 DWT, pipa offshore jaringan ganda 32”, pipa onshore pipeline, dan fasilitas flushing system.
Proyek SPL dan SPM akan mendukung peningkatan kehandalan dan efektifitas operasional Kilang Balongan, yang ditargetkan selesai pada September 2018.
Proyek SPL dan SPM dilakukan juga untuk mendukung Refinery Development Master Plan (RDMP), dimana Kilang Balongan merupakan satu dari empat kilang yang akan direvitalisasi sesuai RDMP tersebut.
"Salah satu proyek RDMP yang akan dijalankan yaitu kilang Balongan dengan investasi US$ 1,2 miliar, dimulai tahun 2017 dan diharapkan selesai tahun 2020. RDMP tersebut akan meningkatkan kapasitas kilang Balongan dari 125 ribu bpd menjadi 240 ribu bpd." ungkap Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina, Yenni Andayani.
Powered By:
Kementerian ESDM