Liputan6.com, Surabaya - Pagi itu ada pemandangan berbeda di dasar Sungai Simo Kalangan, Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur. Di dasar sungai itu tampak enam orang berpakaian lengan panjang berwarna hitam dominasi oranye dengan logo singa dan kompas bertuliskan Gogor. Mereka membawa tas plastik berukuran besar sejumlah 10 kantong plastik sampah berukuran 90x120 centimeter.
Para anggota pencinta alam Gogor ini menyusuri dan memunguti semua sampah plastik yang bertebaran sepanjang sungai. Fatkhur Rozi, salah seorang koordinator dari komunitas ini menuturkan bahwa bersih-bersih sungai dari sampah itu sengaja dilakukan untuk menyambut Hari Peduli Sampah Nasional.
"Kami gelar bersih sampai ini spontanitas dua hari kemarin dan pagi ini saja, sekaligus kami berharap dengan cara seperti ini kita mulai dengan peduli (membersihkan) sampah, terutama sampah plastik," ucap Rozi yang juga Ketua Umum Gogor (Generasi Olahraga Gunung dan Orientasi Rimba), Senin, 20 Februari 2017.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, menurut Fatkhur, aksi ini sebagai refleksi untuk mengingatkan kembali bahaya sampah terhadap manusia dan lingkungannya. Rujukannya, 12 tahun, tepatnya 21 Februari 2005. Saat itu, terjadi tragedi longsornya tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat.
"Saat itu, tercatat ada 154 orang tewas tertimbun longsoran sampah. Dan ini yang harus menjadi pelajaran kita semua. Agar tidak terjadi lagi tragedi serupa," kata Fattkhur.
Aksi bersih sungai dari sampah ini pun mendapat apresiasi dari RW setempat. Sejumlah warga yang rela juga ikut berbaur turun ke sungai mengambil setiap sampah yang ada.
"Kami sangat senang dengan giat teman-teman pencinta alam di kampung kami ini. Kami harap ini berkesinambungan, sehingga warga di sini semakin sadar tentang bahaya sampah," tutur Isroni, Ketua RW Sukomanunggal.
Usai kerja bakti dan membersihkan sungai dari sampah plastik, komunitas Gogor memasang imbauan dan memberikan selebaran kepada warga. Isi imbauan tersebut adalah "Sayangi bumi kita dengan membuang sampah pada tempatnya" dan "Sampah bukan warisan untuk anak cucu kita".