Liputan6.com, Washington Banyak pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) menyatakan untuk segera menaikkan lagi suku bunga asal didukung inflasi dan data pekerjaan sesuai harapan.
Hal itu berdasarkan risalah pertemuan kebijakan the Federal Reserve yang dirilis pada Rabu (Kamis pagi WIB). Pada pertemuan the Federal Reserve 31 Januari-1 Februari, the Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.Hasil pertemuan juga menunjukkan kalau ketidakpastian the Fed menaikkan suku bunga lantaran kurangnya kejelasan terhadap program pemerintahan baru di bawah presiden AS Donald Trump.
"Banyak peserta menyatakan pandangan mungkin tepat untuk menaikkan suku bunga secepatnya jika informasi yang masuk soal tenaga kerja dan inflasi sejalan atau lebih kuat dari harapan," tulis dalam pernyataan hasil rilis itu, Kamis (23/2/2017).
Pada pekan lalu, pimpinan the Federal Reserce Janet Yellen mengatakan menunggu terlalu lama untuk menaikkan suku bunga lagi tidak bijaksana dan memberi indikasi kuat kalau bank sentral tetap pertimbangkan untuk menaikkan suku bunga pada musim panas.
Baca Juga
Advertisement
Gubernur Fed Jerome Powell menuturkan, kebijakan bank sentral soal suku bunga akan diputuskan pada Maret 2017. Bursa saham AS pun sedikit turun usai rilis hasil pertemuan the Fed. Demikian juga imbal hasil surat utang AS. Dari data grup CME menunjukkan kalau harapan investor, bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada pertemuan the Fed berikutnya kemungkinan pada Mei.
Selain itu, dalam pertemuan the Federal Reseve, anggota voting menunjukkan sedikit untuk menaikkan suku bunga dengan hanya melihat "risiko moderat" inflasi akan naik signifikan. The Federal Reserve mungkin memiliki cukup waktu untuk merespons jika ada tekanan inflasi. Pada Desember lalu, the Federal Reserce diperkirakan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.
Dari hasil pertemuan the Federal Reserve juga menunjukkan sedang menilai bagaimana dampak program ekonomi Donald Trump terhadap prospek ekonomi.
"Mereka tidak punya amunisi untuk menaikkan suku bunga. Ada terlalu banyak ketidakpastian dan waktu soal fiskal stimulus," ujar Robert Tipp, Direktur PGIM Fixed Income seperti dikutip dari laman Reuters.
Rilis itu juga menunjukkan kalau para peserta juga menegaskan ketidakpastian soal prospek perubahan kebijakan fiskal dan dampak perubahan itu. Trump telah mengumumkan untuk kembali kaji aturan keuangan dan memangkas pajak. Pertemuan the Federal Reserve akan kembali dilakukan pada 14-15 Maret 2017.