Liputan6.com, London - Penampilan Katy Perry di panggung Brit Awards 2017, Rabu (22/2/2017) lalu telah menyita perhatian publik. Selain karena membawa tema politik dalam konsep penampilannya, tetapi juga karena kejadian memalukan yang menimpa salah satu penari latarnya.
Para penari latar mengenakan kostum berbentuk rumah mendampingi Katy Perry saat menyanyikan single lagu terbarunya, "Chained to the Rhythm". Tiba-tiba saja, salah satu penari tersebut salah melangkah dan terjatuh dari atas panggung dan menimpa kerumunan penonton di bawahnya.
Baca Juga
Advertisement
Beruntung, kejadian tersebut tidak berpengaruh besar pada penampilan sang penyanyi. Kekasih Orlando Bloom itu tetap melanjutkan pertunjukan yang kemudian menjadi kontroversial lantaran berisi sindiran untuk presiden AS, Donald Trump.
Selain sekelompok penari latar yang berkostum rumah, ada dua kostum besar yang ditampilkan dalam penampilan itu. Dua tengkorak menjulang tinggi menggambarkan Donald Trump yang bergandengan tangan dengan Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
Tampak dua tengkorak itu didandani semirip mungkin dengan tokoh-tokoh tersebut. Sosok Donald Trump didandani dengan setelan jas hitam dan dasi merah, sedangkan Therea May dengan setelan formal berwarna merah.
Katy Perry mengaku bahwa kembalinya ia ke dunia musik disebabkan oleh rasa depresi terhadap hasil Pemilu Presiden AS 2017 kemarin.
"Ini merupakan hasil dari Pemilu kemarin dan aku merasa depresi, kau tahu," ujar Katy Perry. Seperti yang diketahui, Katy Perry merupakan pendukung Hillary Clinton dalam pemilihan presiden AS lalu.