Pelihara Kucing Akibatkan Gangguan Mental?

Kepemilikan kucing tidak menyebabkan risiko masalah kesehatan mental, seperti gangguan mental dan skizofrenia

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Feb 2017, 19:09 WIB
Punya kucing di rumah tidak menimbulkan risiko kesehatan mental.

Liputan6.com, Inggris Penelitian terbaru menyarankan, memiliki kucing berpotensi terhadap beberapa gangguan mental karena kucing dapat menularkan parasit umum bernama toxoplasma gondii (T. gondii), yang terkait dengan masalah kesehatan mental seperti skizofrenia.

Namun, studi baru yang dipublikasikan dalam Psychological Medicine menunjukkan, memelihara kucing di masa hamil dan kanak-kanak tidak berisiko terhadap berkembangnya gejala psikotik--gangguan mental kronis yang menyebabkan pemikiran abnormal--selama masa remaja.

Penelitian ini mengamati hampir 5 ribu orang yang lahir pada 1991 atau 1992 yang disusul sampai umur 18 tahun, sesuai ditulis dari laman Medical Xpress, Kamis (23/2/2017).

Para peneliti mengumpulkan data, apakah di rumah memelihara kucing selagi ibu sedang hamil dan anak-anak mulai tumbuh dewasa.

"Pesan untuk pemilik kucing, tidak ada bukti kucing menimbulkan risiko bagi kesehatan mental anak-anak. Dalam penelitian kami, analisis disesuaikan pada awal kasus yang menyatakan, adanya hubungan kecil antara kepemilikan kucing dan gejala psikotik pada usia 13 tahun . Tapi ini karena ada faktor lain, seperti suasana rumah yang over-crowding (penghuni padat) dan status sosial ekonomi. Data menunjukkan, kucing tidak bisa disalahkan," kata penulis Dr Francesca Solmi (University of College London Psychiatry).


Tidak timbulkan risiko langsung

Tidak timbulkan risiko langsung

Jumlah peserta yang ikut serta dalam studi terbaru ini mampu menunjukkan, parasit Toxoplasma gondii tidak menyebabkan masalah kejiwaan, maka kepemilikan kucing tidak signifikan meningkatkan terjadinya eksposur (kontak dengan mikroorganisme).

"Studi kami menunjukkan, kepemilikan kucing selama kehamilan atau pada anak usia dini tidak menimbulkan risiko langsung yang akan mengakibatkan gangguan psikotik," jelas penulis senior Dr James Kirkbride (UCL Psychiatry).

Ia melanjutkan, ada bukti yang baik, dampak Toxoplasma gondii selama kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir cacat dan masalah kesehatan lainnya pada anak-anak.

"Karena itu kami merekomendasikan, wanita hamil harus terus mengikuti saran dokter agar tidak menangani kotoran kucing yang bisa berpotensi mengandung Toxoplasma gondii," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya