RI Hadapi Isu Pengelolaan Air untuk Kebutuhan Ketahanan Pangan

Sejumlah perwakilan negara Asia tergabung dalam NARBO saling menukar pengalaman soal pengelolaan sumber daya air.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Feb 2017, 16:45 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan perwakilan negara Asia yang tergabung dalam Network of Asia River Basin Organizations (NARBO) berkumpul di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) pada Kamis (23/2/2017). Mereka merapat untuk menghadiri The 6th General Meeting.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU-PR Imam Santoso menerangkan, acara ini merupakan pertemuan rutin untuk membahas pengelolaan sumber daya air di masing-masing negara. Diharapkan, setiap negara bisa mendapat jalan penyelesaian dari masalah yang tengah dihadapi.

"Gunanya NARBO ini semua negara Asia ada sungai yang dikelola negara masing-masing. Kita sharing pengalaman setiap negara, suatu organisasi, sharing pengalaman kesulitan apa, yang harus kita lakukan," kata dia di Kementerian PU-PR Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Dia menerangkan, NARBO sendiri dibentuk sekitar 2004. Mulanya, organisasi ini hanya beranggotakan 11 negara. Kini, organisasi ini berkembang jadi 19 negara.

"Dibentuk tahun 2004, waktu itu 11 negara berpartisipasi, saat ini 19 negara yang bergabung dengan hampir 91 organisasi bergabung," ungkap dia.

Bagi Indonesia, Imam mengatakan kegiatan pertemuan ini menjadi salah satu jalan untuk memecahkan persoalan pengelolaan sumber daya air. Salah satu isu utama Indonesia saat ini ialah pengelolaan sumber daya air untuk kebutuhan ketahanan pangan.

"Kami di sini isunya ada beberapa, pertama ketahanan pangan, saat ini melakukan beberapa bendungan, rehabilitasi irigasi. Kan 65 bendungan yang sedang kita bangun, rehabilitasi 3 juta ha irigasi. Kemudian pembangunan baru 1 juta ha, juga pengelolaan banjir ada pengamanan pantai dan sebagainya," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya