Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Lantaran pelaku pasar diprediksi merealisasikan keuntungan usai IHSG alami kenaikan dua hari terakhir.
Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, IHSG berpeluang melemah. Saat ini belum ada katalis mendominasi terutama dari domestik untuk angkat IHSG. Menjelang akhir pekan, Bima melihat, pelaku pasar cenderung realisasikan keuntungan.
“Penguatan terjadi pada perdagangan saham kemarin tidak diikuti akumulasi. IHSG rawan aksi ambil untung. IHSG akan bergerak di kisaran 5.235-5.390,” ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (24/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan dari eksternal, Bima menuturkan, hasil notulensi rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang mengindikasikan akan segera menaikkan suku bunga bila didukung data ekonomi yang baik. Sentimen itu dinilai juga berimbas ke IHSG.
Sedangkan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpotensi menguat. IHSG terlihat masih dapat mempertahankan level support meski di tengah aksi jual investor.
“Posisi level support masih dapat dipertahankan dengan baik dalam beberapa waktu belakangan. Sedangkan time jangka panjang IHSG masih cukup kuat berada pada jalur uptren sehingga investor dapat memanfaatkan peluang koreksi wajat untuk akumulasi beli,” ujar dia.
William memprediksi, IHSG masih berada di kisaran 5.276-5.471 pada Jumat pekan ini. Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan Bima memilih saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).