6 Aksi Spontan Wali Kota Semarang yang Bikin Warga Riuh

Aksi spontan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi itu tak jarang menjadi pembicaraan warga di media sosial.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 24 Feb 2017, 12:20 WIB
Begini Hendi ketika mendorong sepeda motor mogok yang terjebak banjir. (foto : Liputan6.com/istimewa/edhi prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi semakin menunjukkan kepercayaan dirinya setelah sebelumnya tak pernah muncul saat menjabat sebagai Wakil Wali Kota  dan ketika menjadi Wali Kota menggantikan Soemarmo yang dipenjara.

Setelah menjadi Wali Kota pada periode kedua, Hendi -sapaan akrabnya- kelihatan lebih nyentrik dan spontan dari biasanya. Liputan6.com mencatat enam aksi spontan Wali Kota Semarang yang menuai pujian warga.

1. Mendorong Motor Mogok

Aksi spontanitas yang pertama ini dilakukan sebenarnya saat ia masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota pada 2015. Saat itu, Hendi dalam perjalanan pulang dari kantor.

Sopir Hendi saat itu, Supri Harjono Supeno Jati bercerita ketika memasuki kawasan bundaran Kalibanteng, mobilnya terhalang genangan air dan kemacetan terjadi. Saat itu, Hendi melihat ada sepeda motor mogok dan pemiliknya kesulitan mendorong.

"Bapak langsung turun nggak ngomong saya. Sepatunya ditinggal. Beliau langsung ikut mendorong," kata Jati, Jumat (24/2/2017) kepada Liputan6.com.

Keesokan harinya, pujian berdatangan karena tanpa diketahui ada warga lain yang memotret aksi Hendi yang akhirnya basah kuyup dan mengunggahnya di medsos.

Hendi meninggalkan acara formal dan langsung menggendong siswi yang pingsan. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

2. Menggendong Siswi Pingsan

Aksi spontan Wali Kota Semarang kedua terjadi saat ia baru saja dilantik menggantikan wali kota sebelumnya yang diberhentikan. Hendi tiba-tiba menghentikan acara formal ketika membuka kejuaraan Bola Basket antar-SMA.

Kala itu, Hendi tengah memberikan sambutan. Ketika memberi sambutan itu, matanya tak lepas dari sosok seorang peserta apel yang kelihatan pucat.

Kekhawatirannya terjadi. Ketika sambutannya belum selesai, siswi SMK peserta apel itu pingsan. Ajudan Hendi saat itu, Ellyasmara menyebutkan sebelum siswi itu jatuh, Hendi sudah menghentikan sambutannya dan melompat ke arah siswi yang pingsan itu.

"Jaraknya lumayan. Jadi ketika siswi itu jatuh dan disangga teman-temannya, bapak langsung melompat dan segera menggendong siswi itu. Sementara, pejabat lain malah kelihatan bingung karena sudah meminta agar peserta apel tetap tertib tanpa berusaha menolong," kata Elly.

Usai meletakkan siswi yang pingsan dan meminta petugas merawatnya, Hendi cuek saja melanjutkan sambutannya.

Hendi terlihat memilih celana di sebuah toko pakaian di Mal Ciputra Semarang. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

3. Beli Celana Sendiri

Sebagai Wali Kota, sebenarnya Hendi memiliki sejumlah staf yang bertugas menyiapkan kebutuhannya, termasuk dalam hal makan dan berpakaian. Namun, ia sering jalan sendiri tanpa staf maupun ajudannya tahu.

Ade Bhakti, salah satu sosok yang pernah menjadi ajudan Hendi bercerita bahwa pada masa akhir jabatannya, ia pernah kehilangan Hendi ketika ditanya salah satu tamu.

Ternyata, ia pergi dengan sopirnya jalan-jalan di mal. "Saya nggak dipamiti. Ternyata malah beli celana. Katanya mau buat liburan usai kelelahan berkampanye," kata Ade.

Peristiwa itu sempat mengagetkan pengunjung mal yang melihatnya, termasuk pelayan toko yang akhirnya meminta foto bersama.

"Waktu itu bapak minta agar dirahasiakan supaya nggak dianggap pencitraan karena menjelang coblosan," kata Ade.


4. Menggulung Lumpia di Kaki Lima

Hendi serius menggulung Loenpia yang dibelinya di Loenpia Semarang Jalan Pemuda. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Spontanitas Hendi berikutnya adalah ketika ia menyiapkan jamuan untuk sahabatnya semasa SMA yang lama tak berjumpa. Kawan Hendi itu rencananya dijamu dengan lumpia, snack khas Semarang. Melihat ajudannya tertidur karena kelelahan, ia lalu mengajak sopirnya untuk mencari lumpia.

Sesampai di warung kaki lima Lumpia Semarang di Jalan Pemuda, Hendi melihat pembeli cukup banyak. Ia menawarkan diri membantu menggulung Loenpia itu sendiri.

Riyono, pemilik warung mengaku kaget hingga tidak enak hati. Ia juga sempat meragukan kemampuan Hendi menggulung lumpia. Apalagi, ia tahu Hendi tak berpengalaman menggulung lumpia.

"Ternyata beliau bisa. Malah beberapa pembeli juga dibuatkan Pak Wali. Tentu saja saya tetap mengawasi karena jumlah isinya sudah ada takarannya," kata Riyono.

Wali Kota Semarang kelihatan sangat menikmati nasi kucing berlauk teri dengan sambal di sebuah warung nasi kucing atau angkringan. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

5. Makan di Angkringan

Salah satu hobi Hendi adalah makan di warung Nasi Kucing. Itu dilakukan sejak masih sekolah dulu.

Menurut kakaknya, Cuk Hendraryadi, sebelum terjun dunia politik Hendi pergaulannya sangat luas. Salah satunya melalui nongkrong bareng di warung Nasi Kucing atau yang sering disebut Angkringan.

"Dia kalau sudah makan nasi kucing dengan menu teri dan sambal, bisa beberapa bungkus. Paling suka dia itu pakai lauk sate usus," kata Cuk.

Saat nongkrong dan makan di warung Nasi Kucing itu, Hendi kelihatan tidak canggung dan cuek menanggapi sorotan mata pengunjung lain. Jati bercerita kalau warung nasi kucing kesukaan Hendi adalah di daerah Jalan Gajah Mada.

"Dulu waktu masih jadi driver-nya, saya sering mengantar. Biasanya berangkat jam satu atau jam dua malam. Apalagi kalau ada rapat sampai malam," kata Jati.

Hendi nekad membeli es potong namun meminta wakilnya yang membayari. (foto : liputan6.com / edhie prayitno ige)

6. Beli Es Potong

Suatu hari, Wali Kota Semarang itu mengunjungi Perkumpulan Seni Sobokartti di Jalan Dr Cipto. Ketika acara belum mulai, Hendi kelihatan cuek ketika turun dari mobil.

Matanya tertuju pada seorang bapak tua penjaja es potong. Ia langsung menghampiri dan meminta disiapkan. Namun karena tak membawa uang, ia lalu meminta Wakil Wali Kota membayarinya.

"Mas Hendi itu tiba-tiba minta es potong. Katanya, itu mengingatkan es yang ngetren saat beliau sekolah. Tapi habis itu dia bilang 'Mbak bayari ya'. Mas Hendi cuek dan nggak nanya, saya bawa duit atau nggak," kata Ita.

Menanggapi aksi nyentriknya itu Hendi menjelaskan bahwa ia hanya ingin menjadi manusia yang apa adanya saja. Ia mengaku tidak mau terbebani jabatan sebagai Wali Kota Semarang.

Aksi itu dilakukan secara konsisten dalam beberapa tahun. Terakhir, ia mengajak Arya, anaknya jalan-jalan dan membeli martabak dengan sepeda motor, sementara Krisseptiana sang istri dibiarkan sendirian dengan naik mobil.

"Jangan terus cari-cari lho mas. Wali Kota itu kan amanah, bukan buat cari duit. Apalagi kebutuhan kita sudah ditanggung negara. Saya saja sejak menjabat sampai sekarang nggak pernah terima gaji. Tiap tanggal gajian, hanya diminta tanda tangan, selebihnya staf saya mendistribusikan ke proposal bantuan yang masuk. Toh saya nggak kelaparan," kata Hendi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya