Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menyatakan pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang di Kalimantan Timur diminati investor. Sampai saat ini sekitar 50 perusahaan telah menyatakan minat untuk mengambil bagian dalam Project Expose GRR Bontang yang akan dilaksanakan pada 28 Februari mendatang.
Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Rachmad Hardadi mengatakan, Pertamina telah mengumumkan dan mengundang perusahaan-perusahaan yang memiliki kompetensi untuk menjadi mitra strategis dalam pembangunan megaproyek GRR Bontang, baik dari perushaan kilang, perusahaan maupun institusi finansial.
“Hingga hari ini, terdapat lebih dari 50 perusahaan calon mitra yang sejauh pengamatan kami memiliki kompetensi world class untuk mega proyek pengolahan dan petrokimia, menyatakan akan hadir dalam Project Expose GRR Bontang pada 28 Februari mendatang," kata dia di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurut dia, terdapat empat karakteristik utama calon mitra yang dikehendaki Pertamina. Itu antara lain, memiliki rekam jejak yang kuat pada industri pengolahan minyak utamanya keandalan operasional dan eksekusi proyek, dapat menyesuaikan dengan struktur dan model bisnis yang dikehendaki Pertamina.
Kemudian memiliki keinginan kuat untuk percepatan proyek dan menyelesaikannya pada 2023, dan memberikan nilai menarik bagi proyek GRR Bontang.
"Tentu ini merupakan sinyal positif tidak hanya bagi proyek GRR Bontang, namun juga iklim investasi di Indonesia yang masih sangat menarik di sektor ini,” tuturdia.
Hardadi mengungkapkan, Pertamina menargetkan untuk memperoleh mitra strategis tersebut pada 28 April 2017. Segera setelah terpilih, Pertamina bersama mitra strategis akan memulai proses Bankable Feasibility Study (BFS) yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2018 sekaligus menuntaskan pembentukan konsorsium dan akan ditetapkan Preliminary-Investment Decision 1 yang menggambarkan perkiraan awal investasi proyek GRR Bontang.
Keterbukaan untuk menerima dukungan mitra Internasional maupun nasional diharapkan dapat mengembangkan budaya untuk siap memimpin dan berkolaborasi dengan tim dari negara dan kebangsaan yang berbeda.
"Intinya dalam kemitraan tersebut, kita bisa menjaga rasa nasionalisme sambil tetap memberikan nilai positif kepada mitra yang telah bersedia menanamkan modalnya di Indonesia, dia menjelaskan.
GRR Bontang ditargetkan mampu mengolah minyak mentah sekitar 300 ribu barel per hari. Pelaksanaan pembangunan kilang baru di Bontang ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 7935 K/10/MEM/2016 tanggal 9 Desember 2016 yang menugaskan Pertamina untuk membangun dan mengoperasikan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur. (Pew/Nrm)