Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) akan memanfaatkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazizke Indonesia untuk membantu mewujudkan ketahanan energi di Indonesia. Cara yang dilakukan oleh perseroan adalah dengan menawarkan investasi di fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang, Kalimantan Timur.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan, Pertamina akan menawarkan kepada para investor atau perusahaan yang ikut dalam rombongan Raja Arab Saudi ke Indonesia untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan Kilang Bontang.
"Ini seperti pemaparan proyek. Kami melakukan semacam project expose untuk cari patner.Kesempatan ini kami buka seluas-luasnya," kata Hardadi, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia tersebut dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Pertamina untuk menawarkan proyek pembangunan kilang Bontang tersebut. Dalam perkiraan Hardadi, bakal ikut serta dalam rombongan tersebut salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia yaitu Saudi Arabian Oil Co atau lebih dikenal dengan nama Saudi Aramco.
"Kaitannya dengan Raja Salman, pasti ada yang mewakili entitas Saudi Aramco. Semua akan kami beri kesempatan," tutur Hardadi.
Selain itu, dalam kunjungan tersebut juga akan dibicarakan peluang kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi pada sektor energi. Beberapa diantaranya adalah kerja sama membangun cadangan strategis untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Hardadi mengungkapkan, kunjungan tersebut merupakan momen langka, karena sejak 47 tahun lalu Raja Arab Saudi baru kembali berkunjung ke Indonesia. "Kunjungan ini luar biasa, sebelumnya 47 tahun lalu, termausk kunjungan ini upaya sinergi apa yang bisa dilakukan akan dibicarakan," tutup Hardadi.
Sebelumnya pada 22 Februari 2017, Pertamina tengah mencari mitra strategis dan calon investor untuk bersama-sama mengembangkan proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Kerjasama ini terkait pembangunan dan pengoperasian kilang minyak baru di kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) paling lambat 2023.
GRR Bontang yang membutuhkan total investasi US$ 12 miliar-US$ 15 miliar ini ditargetkan mampu mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari.
Pelaksanaan pembangunan kilang baru di Bontang ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM no 7935 K/10/MEM/2016 tanggal 9 Desember 2016 yang menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk membangun dan mengoperasikan kilang minyak di Bontang, Kaltim.
Melalui proyek ini, Pertamina diharapkan bisa mendukung program Nawacita Presiden Joko Widodo, sebagai upaya meningkatkan program kemandirian energi dengan mengurangi impor BBM.
“Dari sudut pandang bisnis, kriteria pemilihan partner tentu harus mempunyai pencapaian positif. Tidak harus perusahaan publik. Kan mudah untuk melihat pengalaman operasional dan keberhasilannya,” jelas Hardadi. (Pew/Gdn)