Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) bertemu Southampton pada final Piala Liga Inggris di Stadion Wembley, Minggu (26/2/2017).
Ambisi kedua tim memenangkan pertandingan tidak perlu diragukan lagi. Mereka tidak ingin perjuangan melangkah hingga partai puncak menjadi sia-sia.
Baca Juga
Advertisement
MU menyingkirkan Northampton Town, Manchester City, West Ham United, dan Hull City untuk memesan tempat di Wembley. Sedangkan Southampton menyisihkan Crystal Palace, Sunderland, Arsenal, dan Liverpool.
Berbekal performa tersebut, pelatih Jose Mourinho mencoba mempersembahkan titel kedua sejak dipercaya menggantikan Louis van Gaal. Mourinho sebelumnya memenangkan Community Shield pada awal kariernya di MU.
Di lain pihak, Southampton memburu gelar pertama dalam 41 tahun. Terakhir kali The Saints mencicipi prestasi terjadi ketika merebut Piala FA 1976.
Dengan latar tersebut, pertempuran kedua tim pun dipastikan menarik. Tapi, di mana letak final ini di antara duel perebutan titel kompetisi sebelumnya? Berikut final Piala Liga terbaik dalam 17 tahun terakhir.
Kejutan Birmingham
Birmingham City membuat kejutan dengan mengalahkan Arsenal yang lebih diunggulkan pada duel pamungkas 2011. Mereka menang 2-1.
Di laga ini, Birmingham memimpin lewat Nikola Zigic. Robin van Persie kemudian menyamakan kedudukan bagi Arsenal, sebelum Wojciech Szczesny dan Laurent Koscielny melakukan kesalahan yang berujung gol Obafemi Martins.
Akibat hasil ini, penantian gelar Arsenal berlanjut. Mereka baru bisa mencicipi prestasi ketika menjuarai Piala FA 2014, setelah memenangkan trofi kompetisi sama pada 2005.
Advertisement
Kericuhan Rival Sekota
Kembali melibatkan Arsenal. Duel melawan Chelsea pada final Piala Liga 2007 dikenang karena alasan yang salah.
Pemain kedua klub bertengkar pada injury time. Akibatnya, duo Arsenal Kolo Toure dan Emmanuel Adebayor, serta gelandang Chelsea John Obi Mikel, diusir wasit.
Arsenal juga menderita kekalahan pada laga ini. Sempat memimpin melalui Theo Walcott, mereka tumbang akibat dua gol Didier Drogba.
Trofi Pertama Mourinho
Prestasi pertama Mourinho dicapai dengan bombastis dan penuh kontroversi, layaknya sosok asal Portugal tersebut. Chelsea menumbangkan Liverpool 3-2 pada final 2005.
John Arne Riise membawa Liverpool unggul sebelum Steven Gerrard menciptakan gol bunuh diri. Blunder Gerrard mendorong Mourinho berlari ke depan pendukung Liverpool dengan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya.
Chelsea kemudian memimpin lewat Didier Drogba dan Mateja Kezman pada babak kedua perpanjangan waktu. Sedangkan Liverpool memperkecil kedudukan lewat Antonio Nunez.
Advertisement
Peran Legenda
Kenny Dalglish mempersembahkan titel Piala Liga Inggris kelima bagi Liverpool, kali ini sebagai pelatih, seusai menumbangkan Cardiff City melalui adu penalti. Kontribusi Dalglish sebelumnya diberikan ketika masih aktif bermain.
Kedua tim terpaksa melakoni adu penalti pada final 2012 ini karena kedudukan 2-2 bertaham sampai 120 menit. Gol Liverpool dicetak Martin Skrtel dan Dirk Kuyt. Sedangkan angka Cardiff dihasilkan Joe Mason dan Ben Turner.
Pada babak adu keberuntungan, dua dari tiga algojo pertama masing-masing finalis gagal menunaikan tugas. Momen penentu hadir ketika tendangan Anthony Gerrard, sepupu kapten Liverpool Steven Gerrard, yang menjadi eksekutor penentu Cardiff melenceng.
Kepahlawanan Caballero
Kali ini Liverpol merasakan nestapa di adu penalti, setelah menjuarai Piala Liga Inggris dan Liga Champions lewat metode tersebut. Mereka tumbang dari Manchester City pada final 2016.
Dengan kedudukan 1-1, karena gol Fernandinho dan Philippe Coutinho, Willy Caballero jadi alasan mengapa Liverpool terpuruk. Kiper asal Argentina itu mementahkan eksekusi Coutinho, Lucas Leiva, dan Adam Lallana.
Kepahlawanan Caballero menunjukkan keputusan Manuel Pellegrini tidak salah. "Saya berjanji menurunkan Caballero di final. Lebih baik kami kalah ketimbang melanggar komitmen," tandasnya.
Advertisement