Liputan6.com, Jakarta Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo baru saja diresmikan, 22 Februari 2017, oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama atau akrab disapa Ahok. Meski kini telah ramai pengunjung, sang perancang RPTRA Kalijodo Yogi Antar masih akan 'mempercantik' kawasan Kalijodo dengan berbagai fasilitas.
"Sekarang kami sedang tahap dua, yaitu membuat masjid dua lantai dekat kawasan Kalijodo dan pedurian sesuai dengan permintaan warga sini. Mungkin 6 bulan lagi akan rampung," ujar Yogi saat ditemui di Kawasan RPTRA Kalijodo Jakarta Utara, Sabtu (25/02/2017).
Advertisement
Tak sampai di sana, Yogi pun akan membuat kawasan Kalijodo menjadi wisata kuliner di Jakarta.
"Tahap tiga yaitu jadi generator dengan membangun tiga jembatan di sungai Kalijodo. Juga nantinya menjadi tempat wisata kuliner DKI Jakarta, karena pengunjungnya kan bukan dari Jakarta saja," kata Yogi.
Lulusan Arsitektur Universitas Indonesia ini berharap agar nantinya Kalijodo dapat menjadi landmark baru bagi DKI Jakarta.
"Saya ingi Kalijodo nantinya menjadi legenda bagi masyarakat, menjadi ruang bermain keluarga. Makanya, harus dipromosikan, Kalau belum ke Kalijodo belum ke Jakarta. Agar menjadi landmark baru di Jakarta," katanya sambil tertawa.
Berbeda dengan Ruang Terbuka Hijau dan RPTRA di Seantero Jakarta. Kalijodo, memiliki fasilitas penunjang yang membuat kawasan ini semakin mudah dan murah dijangkau masyarakat. Sederet fasilitas gratis bisa dinikmati warga yang ingin datang ke tempat tersebut, yaitu bus wisata dari Balai Kota. Bus tingkat gratis itu sudah beroperasi.
"Kami sediakan bus gratis ke sini," ujar Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat meresmikan kawasan Kalijodo, Rabu (22/2/2017).
Sementara itu, Arsitek Kalijodo, Yori Anta menyebut fasilitas lainnya yang ada di RTH Kalijodo ialah lintasan jogging, lintasan sepeda, skate park, amphitheater, musala, toilet, outdoor fitness, dan ruang hijau. Sedangkan untuk RPTRA Kalijodo disediakan ruang laktasi, perpustakaan, toilet, arena bermain anak.
Fasilitas itu dibangun dengan dana Rp 25 miliar. "Awalnya Rp 22 miliar, lalu ada penambahan lainnya jadi Rp 25 miliar untuk RTH dan RPTRA ini," kata Yori di lokasi.
Yori menerangkan, fasilitas tersebut merupakan kelas wahid untuk level publik. Terlebih, fasilitas itu juga diperuntukkan bagi disabilitas. Yori menjelaskan, tak sepeserpun uang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk membangun kawasan ini.
"Bayangin saja, betapa kerennya konsep RTH dan RPTRA ini, semua dibangun dengan uang perusahaan-perusahaan yang ada, lewat CSR mereka, lalu, semuanya diberikan ke pemerintah, jadi APBD-nya bisa digunain buat yang lain," kata Yori.