Boikot Piala Oscar, Pendukung Donald Trump Buat Kericuhan

Bagi para pendukung Trump pemboikot Oscar, Hollywood dipenuhi dengan orang sombong, mementingkan diri, dan merendahkan orang lain.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 27 Feb 2017, 12:00 WIB
Bagi para pengunjuk rasa, Hollywood dipenuhi dengan orang sombong, mementingkan diri, dan merendahkan orang lain. (Sumber Ruptly TV)

Liputan6.com, Hollywood - Pesta penghargaan Oscar 2017 sejatinya ditaburi kemewahan busana mahakarya para desainer terkenal. Namun, Oscar kali ini tak sekadar gemerlap. Perhelatan Oscar juga sarat dengan muatan politik. 

Sebulan setelah Donald Trump jadi presiden, dia sudah berseteru dengan para artis dan kru di dunia hiburan Amerika.

Awalnya adalah Golden Globe di mana aktris Meryl Streep menyindir Trump meski tanpa menyebutkan nama. 

Pemenang Academy Awards itu merujuk pada insiden tahun 2015 saat Trump berkampanye di South Carolina. Saat itu Trump memukul-mukul lengannya dan sengaja berbicara cadel ketika memberikan sambutan. Tindakannya dianggap melecehkan reporter New York Times, Serge Kovaleski, yang difabel. Trump kemudian membantah bahwa dirinya meniru awak media itu.

Lewat Twitter, Trump pun melancarkan balasan. "Meryl Streep, salah satu aktris di Hollywood yang dinilai berlebihan (overrated), tak kenal aku tapi menyerangku di Golden Globe," kata Trump dalam tweet-nya.

"Dia adalah penjilat Hillary yang mengalami kekalahan telak."

Trump membantah, menurut dia untuk keseratus kalinya, bahwa dirinya melecehkan seorang reporter yang difabel.

Sejak saat itu, perseteruan antara Trump dan para seniman Hollywood kerap berlangsung.

Para pendukung Trump pun "turun gunung" mencela para artis anti-Trum. Sebuah gerakan boikot menonton penghargaan Oscar 2017 pun digelar. Posting-an Facebook dari pemilih Partai Republik di Arizona mengajak para pendukung Trump mematikan TV untuk mempengaruhi rating Oscar. 

Boikot bermula dari unggahan-unggahan kelompok Tempe Republican Women ke laman Facebook mereka. Kelompok yang berkedudukan di negara bagian Arizona itu menganjurkan para pengikutnya agar memberikan pilihan menggunakan kendali jauh (remote control) dengan cara mematikan tayangan Oscar.

Menurut kelompok itu, "Penting bagi kita menunjukkan kepada orang-orang sejenis Meryl Streep, Jennifer Lawrence, Alec Baldwin, Cher...bahwa kita, tulang punggung dan warga biasa Amerika, lebih bersatu daripada orang-orang yang pahit, tidak bahagia, marah, dan terbagi di kalangan industri hiburan."

Mereka juga menyebut kalangan liberal di Hoollywood sebagai "orang-orang yang angkuh, mementingkan diri, dan manja tanpa jiwa."

Kelompok itu mencela bintang-bintang pop seperti Madonna yang menari "hampir tanpa sehelai benang pun", berperan dalam "film-film yang menggambarkan wanita sebagai pelacur yang mengandalkan tubuh demi bertahan hidup", dan Ashley Judd yang membahas menstruasi dirinya sebagai "kekejian."

"Pemakaian warna merah muda tidak menghilangkan hati gelap orang-orang itu terhadai negara dan konstitusi kita."

"Hal itu juga tidak mengurangi penghinaan dan pandangan merendahkan mereka kepada warga Amerika dan proses politik kita."

"Pihak sayap kiri mengulangi lagi cara lamanya untuk merisak kita semua agar merasa bersalah."

"Biarkan mereka sadar bahwa perilaku mementingkan diri, vulgar, dan tidak patriotik tidak akan ditoleransi. Biarkan mereka sadar bahwa kita tidak akan dibungkam dan bahwa kita tidak akan lagi dipermalukan karena apa yang kita percaya."

"Kita harus lanjut berjuang!"

Bagi para pengunjuk rasa, Hollywood dipenuhi dengan orang sombong, mementingkan diri, dan merendahkan orang lain. (Sumber Ruptly TV)

 

Sementara itu, di dekat Dolby Theater tempat di mana penghargaan Oscar berlangsung telah terjadi kericuhan antara pendukung Donald Trump yang menyerukan boikot Academy Awards dan kelompok anti-Oscar. 

Alasan boikot Oscar oleh pendukung Trump ini adalah perlawanan terhadap "kemunafikan sombong" di Hollywood.

Dua wanita muda dari kelompok anti-Oscar baku hantam dengan seorang pendukung Trump di Hollywood pada Minggu, 26 Februari 2017.

Dikutip dari Daily Mail pada Senin (27/2/2017), rekaman kericuhan itu menampakan seorang wanita yang mengenakan topi dengan dua orang lawannya yang pembenci Trump.

Saling tonjok tidak terhindarkan dan dua wanita yang merusak papan tanda unjuk rasa kemudian ditahan pihak berwenang.

Saksikan baku hantam itu dalam tayangan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya