Liputan6.com, Jakarta - Netizen berhasil menggalang dana hingga Rp 3 miliar untuk membangun masjid di Papua. Kampanye galang dana ini diinisiasi oleh Ruslan Rasid, Ketua Yayasan Alfatih Kaaffah Nusantara, Desa Maiboh, Kabupaten Sorong, Propinsi Papua Barat, melalui Kitabisa.com yang bisa diakses di laman https://kitabisa.com/bantumuslimaslipapua. Hingga 26 Februari 2017, telah terkumpul dana Rp 3.040.748.276, yang berasal dari 9131 donatur.
Ruslan Rasid, Ketua Yayasan Alfatih Kaaffah Nusantara, menjelaskan bahwa Desa Maiboh merupakan sebuah desa terisolasi yang terletak di Kel. Klabinain, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar 30 kilometer. Mereka yang tinggal di Desa Maiboh seratus persen asli Muslim Papua.
Baca Juga
Advertisement
“Jika mereka ingin salat Jumat atau salat Hari Raya, mereka harus berjalan keluar desa kurang lebih tiga kilometer untuk sampai di masjid kampung tetangga atau kelurahan tetangga. Hal ini mendorong kami untuk melakukan pembinaan demi pembinaan bagi mereka. Kehadiran masjid di Desa Maiboh menjadi vital untuk kemudahan warga dalam beribadah.”
Alfatih Timur, CEO Kitabisa.com, menuturkan bahwa keberhasilan penggalangan dana ini merupakan suatu pencapaian sangat baik dalam penggalangan dana khususnya di area timur Indonesia.
"Selama ini berbagai kampanye galang dana di Kitabisa.com tidak banyak yang berasal dari daerah timur Indonesia. Kami berharap, kampanye yang menembus rekor pencapaian donasi hingga tiga miliar rupiah ini mendorong lebih banyak kampanye dimulai dari daerah-daerah terpencil di Indonesia," tutur Alfatih.
Alfatih menambahkan, selain Papua, kampanye galang dana pembangunan masjid juga terdapat di Auckland, Tokyo, NTT, dan berbagai daerah lain di Indonesia. Bukan hanya masjid, beberapa kampanye pembangunan rumah ibadah agama lain juga diinisiasi di Kitabisa.com.
Misalnya Pembangungan Gereja Samboja Balikpapan yang telah mengumpulkan Rp 79 juta dan pembangunan Budhist Center di Baturaja yang telah mengumpulkan dana Rp 174 juta.
"Hal ini menunjukkan bagaimana setiap orang dengan berbagai latar belakang agama apa pun bisa membuat kampanye galang dana dan berhasil. Dengan teknologi kami berusaha membuat galang dana antar sesama teman, alumni dan komunitas menjadi lebih mudah, viral dan transparan," pungkas Alfatih.
(Why/Ysl)