Pemerintah Ingin Jual Avtur di Bandara Jeddah

Pemerintah melakukan penjajakan kerja sama untuk impor Liquified‎ Petroleum Gas (LPG) dari Arab.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Feb 2017, 13:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan memanfaatkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al-Saud untuk membangun sektor energi di Indonesia. Pemerintah ingin agar bisa impor minyak dan gas (migas) dengan harga murah. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengungkapkan,‎ pemerintah menjajaki kerja sama dengan Raja Arab Saudi untuk impor minyak jenis Arabian Lite Crude.

"Impor minyak mentah dengan jumlah 110 ribu bph. Kami minta harga spesial, Jenis yang diimpor Arabian Lite Crude," kata Sujatmiko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (27/2/2017).

Pemerintah juga akan melakukan penjajakan kerja sama untuk impor Liquified‎ Petroleum Gas (LPG) dari Arab. Saat ini, porsi impor PLG Indonesia sebanyak 5 juta Metrik Ton (MT) per tahun. "Impor LPG sekarang mencapai 5 juta MT per tahun. Nanti sebagian bisa mengambil dari Arab," tutur Sujatmiko.

Selain menjajaki kerja sama dalam impor minyak dan gas, dalam pertemuan dengan Raja Arab Saudi nanti juga akan membicarakan rencana PT Pertamina (Persero) untuk menjual avtur di di bandara Jeddah, Arab Saudi.

"Minta percepat izin jual avtur. Kalau dalam waktu dekat izin keluar Pertamina bisa langsung jualan. Saat ini di bandara Jeddah, sudah ada enam badan usaha penyedia avtur. Kalau ini jadi Pertamina jadi ketujuh," tutup Sujatmiko.

Sebelumnya pada 25 Februari 2017, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, kedatangan raja Arab Saudi memberikan dampak positif kepada Indonesia. 

"Kedatangan Raja ke sini enggak sembarangan. Berarti Timur Tengah seperti Arab Saudi sangat memperhatikan Indonesia. Itu menunjukkan betapa pentingnya Indonesia setingkat raja akan hadir ke sini," kata dia.

Kedatangan Raja Arab Saudi penting bagi iklim investasi Indonesia. Indonesia sendiri dianggap menarik investasi karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.

"Ini penting bagi iklim investasi Indonesia. Saat ini dengan pertumbuhan ekonomi nomor tiga di dunia Indonesia dilirik yang punya kapital, menguasai kapital," ucap dia.

Kedatangan Raja Arab akan menguntungkan kedua belah pihak. Di satu sisi, Indonesia membutuhkan investasi, sementara Arab Saudi membutuhkan tempat untuk menyalurkan investasi. (Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya