Liputan6.com, Yangon - State Counsellor Myanmar Aung San Suu Kyi akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait terbunuhnya politikus Muslim U Ko Ni. Sebelumnya, pemimpin de facto tersebut kerap diam.
Ko Ni dikenal sebagai salah satu sahabat terbaik Suu Kyi. Dia mengatakan, warga Myanmar khususnya Partai NLD sangat kehilangan atas kepergian Ko Ni.
"Kepergian Ko Ni merupakan kehilangan besar bagi NLD. Dia bekerja bersama kami, untuk memperjuang nilai-nilai yang ia yakini selama bertahun-tahun," kata Suu Kyi, seperti dikutip dari Asia Correspondent, Senin (27/2/2017).
Diamnya Suu Kyi serta pilihannya untuk jarang memunculkan diri di muka publik, mengejutkan banyak pihak. Beberapa kritikus menuding pemerintah sipil Myanmar menganut chauvinisme dan antikritik.
Dugaan tersebut semakin kuat saat Suu Kyi dan pemerintah Myanmar yang dipimpinnya dianggap kurang berperan menangangi masalah pertikaian antara militer dan etnis Muslim Rohingya.
Baca Juga
Advertisement
Ko Ni sendiri dikenal sebagai lawyer dan ahli konstitusi. Selama bertahun-tahun, dari mulutnya selalu keluar kritik tajam dan pedas terhadap Pemerintah Junta Militer Myanmar.
Selama ini, Ko Ni selalu mengutuk meningkatnya Islamophobia di Myanmar. Akibat terlalu vokal, beberapa kali ancaman kematian datang.
"Ayah saya selalu diancam dan diperingatkan untuk berhati-hati, tapi ayah tidak gampang percaya," ucap anak perempuan Ko Ni, Yin Nwe Khine.
"Ia selalu melakukan dan bertindak sesuai dengan apa yang dia anggap benar," tambah dia.
Insiden yang menyebabkan Ko Ni sampai kehilangan nyawa terjadi saat dia menunggu taksi di Bandara Internasional Yangon. Pada pukul 16.30 tiba-tiba ia ditembak tepat di kepalanya.
"Sangat sedih dengan apa yang terjadi di Myanmar," ucap Win Htein, seperti dikutip dari Myanmar Times, Senin (30/1/2017).
"Saya harus mengatakan, kejadian ini merupakan kehilangan besar bagi bangsa dan negara," ucap dia.