Liputan6.com, Padang - Sebagai orang etnis Minangkabau, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno jago dan senang berpantun. Kebiasaannya itu juga terbawa dalam aktivitasnya sehari-hari sebagai gubernur.
Pantun-pantun itu akhirnya dibukukan. Buku pantun itu merupakan rekam kerjanya selama satu tahun periode kedua memimpin jalannya pemerintahan di tanah Minang.
Menurut Irwan, semua yang dirinya lakukan sebagai gubernur tercermin dalam buku pantun itu, baik dalam melaksanakan pemerintahan maupun saat mendapat undangan dari masyarakat. "Jadi, bisa dikatakan ini ada rekam kerja saya selama setahun," ucapnya saat meluncurkan buku tersebut di Padang, dilansir Antara.
Ada 8.288 pantun dicetak dalam empat buku yang diberi judul Pantun Spontan ala Irwan Prayitno tersebut. Pantun-pantun itu memang dibuatnya secara spontan dalam sejumlah kegiatan.
"Konteks pantunnya disesuaikan acara yang dihadiri dan tokoh yang datang. Oleh karena itu, dari 8.288 pantun itu tidak ada satu pun yang sama," ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Biasanya saat diundang untuk membuka sebuah acara, ketika di atas kendaraan menuju lokasi, dia sudah membuat beberapa pantun yang berkaitan dengan acara tersebut.
Selan itu, saat pembukaan acara, sebelum didaulat untuk memberikan sambutan, dia juga akan sibuk dengan handphone lamanya membuat beberapa pantun lagi sesuai dengan suasana dan tokoh-tokoh yang hadir.
"Makin lama saya dipanggil oleh pembawa acara, makin banyak pantun yang dibuat untuk dibacakan," kata Irwan.
Minimal, pantun yang dibacakan dalam satu acara itu berjumlah 10 buah. Kadang mencapai 20 pantun, bahkan lebih.
Agar tidak monoton, sambutan yang diberikannya tidak melulu berisi pantun, tetapi juga pidato sambutan seperti biasa.
"Pantun saya untuk menyimpulkan apa yang disampaikan. Jadi, setelah pidato beberapa waktu, isinya disimpulkan dalam bentuk pantun," ujarnya.
Ia menyebutkan kebiasaannya menulis sangat membantu dalam membuat pantun, bahkan memiliki pakem sendiri dalam membuatnya, yaitu membagikan pada lima segmen.
Segmen itu masing-masing salam pembuka sekitar dua pantun, lalu penghormatan kepada tokoh yang hadir pada acara dua pantun pula. Selanjutnya pengantar pesan yang akan disampaikan tentang isi acara, dan ditutup dengan pantun penutup.
Kebiasaan Irwan berpantun juga diapresiasi Ketua DPRD Provinsi Sumbar Hendra Irwan Rahim. Hendra mengatakan bahwa pantun menjadi ciri utama Irwan Prayitno dalam membuka cara. Hal ini patut diapresiasi karena bisa memperkaya budaya daerah.
Ia berharap kreativitas itu menjalar pula pada jajaran Pemerintah Provinsi Sumbar. Tidak saja berupa pantun, tetapi juga peningkatan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.