Liputan6.com, New York - Harga minyak berakhir sedikit berubah terpicu laporan jika produksi minyak mentah AS bakal terus bertambah diimbangi kepatuhan yang tinggi dari negara anggota OPEC perihal kesepakatan pemotongan produksi.
Melansir laman Reuters, Selasa (28/2/2017), harga minyak Brent untuk pengiriman April turun enam sen atau 0,1 persen menjadi US$ 55,93 per barel.
Advertisement
Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik enam sen atau 0,1 persen ke posisi US$ 54,05 per barel.
Investor menaikkan taruhan jika harga minyak akan naik ke posisi tertinggi terbarunya pada pekan lalu, memecahkan rekor di posisi 500 ribu lot pertama kalinya, menurut data InterContinental Exchange.
Investor sekarang memiliki 951.312 lot saham minyak AS dan Brent setara dengan hampir 1 miliar barel minyak senilai lebih dari US$ 52 miliar, berdasarkan patokan harga saat ini.
"Dengan spekulan meningkatkan taruhan bullish mereka pada minyak mentah AS yang cukup tinggi, risiko kekecewaan dan spiral harga berikutnya tidak pernah lebih besar," kata broker minyak PVM Stephen Brennock.
Di antara risiko yang muncul terkait tingkat kepatuhan terhadap kesepakatan anggota OPEC dan produsen lainnya untuk menurunkan produksi minyak sekitar 1,8 juta barel per hari (bph).
Namun kepatuhan para anggota OPEC ini cukup mengejutkan pasar. Bahkan Uni Emirat Arab dan Irak, telah berjanji untuk mengejar ketinggalan target mereka.
Baca Juga