Liputan6.com, Jakarta - Direktur Imparsial Al Araf menyayangkan ajang pertarungan Pilkada DKI Jakarta dimanfaatkan untuk menebar kebencian. Padahal, kata dia, pesta demokrasi ini harusnya digunakan untuk beradu gagasan atau ide dari masing-masing tim pasangan calon.
"Politik itu tentang adu ide, adu gagasan, bukan ruang untuk bertarung dengan menebarkan kebencian dan isu SARA," kata Al Araf dalam diskusi publik 'Penebaran Kebencian, Problem Intoleransi, dan Peranan Penegak Hukum' di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (27/2/2017).
Advertisement
Menurut dia, penebaran kebencian lewat media sosial mulai terlihat pada pada ajang Pilkada DKI Jakarta 2012. Ia menambahkan, tidak menutup kemungkinan juga penebaran kebencian bakal terus dilakukan sampai ajang Pilpres 2019 mendatang.
"Nah ini sesuatu yang harus dilawan. Politisasi SARA itu menunjukkan kedangkalan kita dalam berpolitik," ucap Araf.
Ia pun berharap ke depan masyarakat lebih rasional dan dewasa dalam berpolitik. Yaitu dengan tidak melibatkan unsur ujaran kebencian dan SARA dalam politik.
"Dan saya rasa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mau terjerumus dalam politik yang dangkal dan ingin membangun politik yang sehat," tambah Araf.