Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal pekan ini. Kondisi ini serupa dengan pasar di Amerika Seirkat (AS) dan Asia.
Pada pra pembukaan perdagangan, Selasa (28/2/2017), IHSG naik ke level 5.390,3. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih mampu menguat 16,59 poin atau 0,31 persen ke level 5.399,8. Indeks saham LQ45 juga naik 0,49 persen ke level 898,155.
Ada sebanyak 82 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 37 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG ke level yang lebih tinggi. Di luar itu 84 saham lainnya diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Pada hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.403,47 dan terendah 5.387,05. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.465 kali dengan volume perdagangan 184,6 juta saham.
Nilai transaksi harian saham Rp 171,1 miliar. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 52,93 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.329.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham aneka industri yang naik 3,37 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan yang naik 0,31 persen dan pertambangan naik 0,16 persen.
Saham-saham yang menguat pada hari ini, antara lain saham APII yang naik 33,67 persen ke level Rp 266 per saham, saham DYAN mendaki 10 persen ke level Rp 66 per saham, dan saham TRAM naik 4,76 persen ke level Rp 133 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham KARW turun 3,77 persen ke level Rp 204 per saham, saham AMRT merosot 3,51 persen ke level Rp 550 per saham, dan saham SILO tergelincir 3,46 persen ke level Rp 13.250 per saham.
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi sebelumnya memperkirakan IHSG bergerak di level support 5.330 dan resistance 5.400.
Penutupan perdagangan saham awal pekan ini IHSG melemah tipis 3,03 poin ke level 5.382,87. Pelemahan indeks saham karena tertekan saham di sektor properti.
"Pergerakan IHSG terlihat tertekan sejak awal sesi perdagangan dengan indeks sektor properti yang memimpin tekanan aksi jual," kata dia.(Nrm/Ndw)