Liputan6.com, Jakarta Kementerian Sosial terus memperluas cakupan Program Keluarga Harapan (PKH) di seluruh wilayah Indonesia. Bersamaan itu, pemerintah juga terus memperbaiki data-data demi mewujudkan penyaluran bantuan sosial yang efektif dan berkualitas.
Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan saat ini Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mencapai 12 juta keluarga.
Advertisement
Program ini, dikatakan Khofifah memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup sebuah keluarga yang selama ini kurang mampu dari sisi ekonomi. Untuk itu, dalam program ini para KPM PKH tidak hanya menerima bansos, melainkan akan ada pendampingan.
"Jadi kita ada pendampingan, itu dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang kita pekerjakan, 5 tahun harapan kita mereka bisa wisuda, menjadi keluarga mandiri," kata Khofifah di Museum Bank Indonesia, Selasa (28/2/2017).
Saat ini, Kemensos telah memiliki 23.425 pendamping yang tersebar di 512 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Mereka ditugaskan untuk melakukan pendampingan KPM PKH di setiap kecamatan.
"Untuk bisa fokus, pendamping-pendamping ini tidak boleh melakukan pendampingan di luar satu kecamatan dia," tegas Khofifah.
Dengan beberapa pendampingan yang dilakukan, disebutkan Khofifah, bahkan ada KPM PKH yang sudah bisa menjadi keluarga mandiri hanya dalam waktu 2 tahun.
Salah satu tahapan yang dilakukan Kemensos adalah dengan melibatkan e-waroeng dalam penyaluran bansos. Bagi keluarga yang ditunjuk menjadi e-waroeng ini, nantinya keluarga akan menerima fee dari penyaluran bansos. Tak hanya itu, keluarga tersebut juga bisa mendapat akses perbankan. (Yas)