Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi kreatif sangat dipengaruhi oleh transaksi antara produsen dan konsumennya. Salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan transaksi adalah kejelian produsen memahami perubahan gaya hidup di masyarakat.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pun mendukung pertumbuhan tersebut dengan mengadakan riset trend forecasting yang membahas pola pikir secara global. Hal itu menjadi penting karena dapat memberikan gambaran mengenai perubahan gaya hidup pada masyarakat di dunia dan Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Advertisement
Dilansir dari buku Indonesia Trend Forecasting, saat ini dunia tengah mengalami masa yang tidak nyaman. Kemanusiaan berada pada sebuah paradigma tersebsar sepanjang sejarah yakni ketergantungan pada internet.
Tren 2017/2018 ini dinamakan grey zone alias zona abu-abu sebagai visualisasi sebuah masa saat manusia kehilangan kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Peleburan batas antara hitam dan putih, standar penilaian beralih pada subyektifitas pembuatan keputusan tersebut.
Pilar dari grey zone tersebut dibagi menjadi empat, yakni Archean, Vigilant, Cryptic, dan Digitarian. Tema Archean diilhami ooleh periode awal terjadinya fotosintesa di bumi. Tema tersebut mewakili pemikiran tentang esensi kehidupan pada saat bumi masih berusia muda yang kemudian berproses menjadi sebuah dunia dan tercipta lah manusia. Tema itu pun dikatakan sebagai bentukan dari bumi.
Tema vigilant merupakan kelahiran kembali tradisionalisme melalui local ingenuity yang didukung oleh teknologi modern atau pengetahuian tinggi. Menampilkan garis-garis perancangan kontemporer yang bersih, relasi kuat dengan tradisi, sehngga tampil dengan kemewahan yang terlihat puritis. Namun, tema ini juga terlihat merupakan hasil dari perancangan dan perhitungan yang cermat atau estetika terhitung.
Tema cryptic merupakan representasik dari gaya hidup berpendidikan tinggi, di mana teknologi bertemu dengan tanggung jawab yang paralel dengan kegemaran bereksperimen. Perancangan secara sistematik dengan menggunakan inovasi material atau teknologi dengan mengadaptasi sifat makluk hidup sehingga dinamakan rekayasa hayati.
Tema digitarian mempresentasikan campuran gaya estetis dari beberapa generasi. Bagaikan berpetualang menembus waktu dari gaya yang satu ke gaya lainnya. Suatu imajinasi tanpa batas menjadi tren ekonomi kreatif yang dimiliki generasi mayantara.