Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berupaya menggali potensi ikan tuna di laut lepas. Di samping itu, juga menjaga pasokan ikan tuna di dalam negeri.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kemeterian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja mengatakan, potensi tuna di laut lepas belum tergali secara maksimal. Padahal, Indonesia memiliki kesempatan untuk menangkap wilayah tersebut.
Advertisement
"Intinya tuna satu sisi sumber daya luar biasa di Indonesia kita harus meyakinkan berapa stok lestari tuna Indonesia. Di samping itu tuna juga berada di laut lepas di mana setiap negara punya kuota berapa yang diizinkan untuk menangkap tuna di laut lepas," jelas dia di Gedung Mina Bahari III KKP Jakarta, Selasa (28/2/2017).
Sjarief mengatakan, banyak potensi di laut lepas belum tergali. Misalnya, di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
"Kita kombinasikan dua hal tadi, di laut lepas harus tempatkan kapal-kapal kita yang punya kapasitas untuk bertanding laut lepas. Pasific Ocean belum kita garap, Hindia Ocean belum kita garap. Harus kita tempatkan kapal-kapal kita yang memiliki kekuatan untuk bertanding mendapatkan kuota dari seluruh dunia," jelas dia.
Maka itu, dia bilang akan melakukan renegoisasi beberapa ketentuan seperti di Regional Fisheries Management Organization (RFMO), Indian Ocean Tuna Commision (IOTC), The Western and Central Pasific Fisheries Commision (WCPFC).
"Belum, banyak dimanfaatkan, karena kita belum membuka peluang laut lepas, sekarang kita main di laut lepas. Dalam negeri tunanya diatur, kan ada tuna bermigrasi dalam negeri nah itu kita atur berapa boleh ditangkap," jelas dia.
Dia mengatakan, nantinya penangkapan ikan laut lepas ini ditawarkan ke palaku usaha di Indonesia. "Kita buka tawaran semua pelaku usaha Indonesia," pungkas dia.