Liputan6.com, Jakarta - Banyak perusahaan telekomunikasi telah mendiskusikan kehadiran internet cepat 5G New Radio (NR) alias 5G. Bahkan, penerapan 5G akan lebih cepat dari waktu yang sebelumnya diperkirakan.
5G merupakan jaringan nirkabel generasi baru yang diharapkan bisa menjadi standar global. Sebagaimana dikutip dari CNET, Jumat (3/3/2017), puluhan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi komunikasi sepakat bahwa jaringan 5G diharapkan bisa diterapkan dalam skala besar pada 2019. Perkiraan ini setahun lebih awal dari waktu yang sebelumnya diprediksi, yakni 2020.
Adapun perusahaan yang sepakat terkait hal ini adalah operator nirkabel, penyedia chipset, dan perangkat seperti Qualcomm, Intel, AT&T, Sprint, T-Mobile, dan Deutsche Telekom, dan lain-lain.
Baca Juga
Advertisement
"Penerapan 5G tentunya akan membuat konsumen merasakan pengalaman broadband lebih baik pada 2019," ujar Direktur Senior Pemasaran Teknis Qualcomm Rasmus Hellberg dalam sebuah wawancara di Mobile World Congress (MWC) Barcelona, Spanyol.
Teknologi 5G diharapkan bakal menghadirkan internet berkecepatan 100 kali lebih cepat dibandingkan 4G LTE. Bahkan, 5G diperkirakan 10 kali lebih cepat daripada internet yang ditawarkan Google Fiber melalui koneksi fisik ke rumah.
Para ahli mengatakan kecepatan internet 5G diperkirakan mampu menghadirkan hal-hal yang dulunya tak terpikirkan menjadi mungkin untuk dilakukan.
Terpisah, Qualcomm mengumumkan modem pertamanya yang mendukung koneksi jaringan 5G, 4G, 3G, dan 2G dalam satu chip. Prosesor tersebut menjadi salah satu bagian dari modem X50 5G yang akan tersedia pada saat teknologi 5G NR diterapkan pada 2019 nanti.
Oktober lalu, Qualcomm mengumumkan chip Snapdragon X50 pertamanya, tetapi prosesor itu hanya mendukung jaringan 5G berdasarkan operator Verizon dan Korea Telecom.
Pelu diketahui, kebanyakan smartphone saat ini masih memiliki chip yang mendukung teknologi nirkabel lawas. Untuk menghubungkan ke jaringan 4G atau 3G, perangkat membutuhkan modem nirkabel kedua.
Nama untuk serangkaian chip X50 itu belum disebutkan oleh Qualcomm. Meski demikian, perangkat tak membutuhkan modem kedua lantaran bisa terhubung dengan jaringan 5G maupun 4G dalam waktu bersamaan. Hal ini tentu akan membantu pengguna mendapatkan akses internet lebih cepat.
Menurut Qualcomm, chip ini akan diaplikasikan pada perangkat mobile. "Selanjutnya, kami akan mempelajari apakah dari perangkat mobile ini penerapannya bisa dilakukan ke aplikasi non-mobile seperti fixed broadband," ujar Manajer Pemasaran Teknik Qualcomm Sheriff Hanna.
Qualcomm enggan mengungkap kapan sampel chip ini akan diterapkan pada konsumen, tetapi kemungkinan akan tersedia di perangkat pada 2019.
(Tin/Why)