Baku Tembak Jalanan Polisi dan Bandar Narkoba, 1 Orang Tewas

Baku tembak jalanan antara polisi dan bandar narkoba itu mengungkap keterlibatan anggota TNI.

oleh Reza Efendi diperbarui 02 Mar 2017, 11:04 WIB
Barang bukti hasil penggerebekan bandar narkoba yang menimbulkan baku tembak di jalanan. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan – Badan Narkotika Nasional (BNN) beserta petugas gabungan dari TNI, Bea Cukai dan Kepolisian mengungkap sindikat bandar narkoba di Kota Medan, Sumatera Utara. Dalam pengungkapan ini, satu orang tewas setelah dihadiahi timah panas dan 10 lainnya ditahan.

Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari mengatakan, pengungkapan merupakan hasil operasi yang sudah dilaksanakan kurang lebih tiga minggu.

Operasi dimulai dari beberapa minggu yang lalu, dengan informasi awal menyebut akan ada penyelundupan narkoba masuk ke Indonesia melalui laut.

"Saat mendapat informasi awal, kita juga belum mendapatkan informasi yang pasti, masuk melalui mana dan jenis narkoba apa," kata Arman didampingi Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumut Brigjen Andi Loedianto di Medan, Rabu, 1 Maret 2017.

Namun demikian, lanjut dia, petugas segera menindaklanjuti informasi awal dengan berkoordinasi kepada seluruh petugas yang terkait dengan pemberantasan narkoba.

Dari bukti dan keterangan-keterangan lapangan yang dikumpulkan, petugas gabungan menyimpulkan kemungkinan besar penyelundupan narkoba akan terjadi pada minggu ini.

"Oleh karena itu, segera juga kita mengantisipasi dengan membentuk tim gabungan. Kita melakukan pengintaian dari Aceh, melakukan survei terhadap kendaraan-kendaraan dan orang-orang yang dicurigai," tutur Arman.

Hingga kemudian pada Rabu pagi, sambung dian, pihaknya mencurigai empat kendaraan yang menuju ke perbatasan Sumatera Utara dari Aceh. Para anggota yang sudah melaksanakan survei selama beberapa hari mengikuti sampai melewati daerah Aceh masuk ke Sumut.

Sesampainya di Jalan Medan-Binjai KM 10,5, petugas berusaha memeriksa dan menghentikan kendaraan tersebut. Di saat pengendara lain berhenti, ada satu kendaraan berusaha untuk melarikan diri dengan mempercepat kendaraannya.

Petugas tidak ingin kehilangan yang sudah ditargetkan dari awal dan memberikan tembakan peringatan, tapi kendaraan tersebut terus melaju. Akhirnya, tembakan diarahkan kepada kendaraan yang ditumpangi oleh orang-orang yang dicurigai tersebut, sehingga berhenti di tengah jalan.

Petugas langsung memeriksa kondisi kendaraan. Di dalam kendaraan ditemukan dua orang, satu terkena tembakan dan satu lagi tidak kena. Korban luka tembak itu lalu dibawa ke rumah sakit, tetapi belum mendapat perawatan, ia meninggal dunia.

"Di dalam kendaraan ditemukan tas berwarna hitam dan ada koper, setelah kita lakukan pemeriksaan, kita temukan 38 bungkusan. Setelah dilakukan pemeriksaan lapangan menyatakan barang tersebut adalah narkoba jenis metamfetamin atau biasa kita sebut sabu," kata Arman.

Dari TKP awal, kemudian petugas gabungan mengembangkan penggeledahan ke daerah Jalan Johor Permai. Di rumah salah satu tersangka atas nama inisial HA itu, petugas gabungan juga menemukan narkoba jenis sabu kurang lebih 7 kilogram.


Masih Muda-Muda

Baku tembak jalanan antara polisi dan bandar narkoba itu mengungkap keterlibatan anggota TNI. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Tidak cukup sampai di situ, petugas juga mengembangkan ke tempat lain, yaitu di Jalan Sunggal, Gang Langgar. Pada saat penggeledahan, ditemukan tiga jenis narkoba, yakni sabu, ekstasi dan happy five (H5).

"Di rumah ini kebetulan kita identifikasi ditinggali oleh seorang anggota TNI dengan inisial nama H," kata Arman.

Dari pengungkapan tersebut, kata jenderal bintang dua itu, polisi menyita barang bukti sebanyak 59 bungkus plastik yang dikemas menyerupai bubuk teh, dengan berat total 46,8 ribu gram atau setara dengan 46,9 kilogram. Kemudian, pil ekstasi 3.620 butir, 445 butir happy five beserta alat-alat lain seperti timbangan dan alat-alat komunikasi.

"Juga ada senjata api. Nah ini juga akan kita identifikasi, karena ini kita temukan di rumah H, kita akan lihat dari nomor serinya. Kalau itu resmi akan ketahuan, selebihnya barang bukti yang juga kita amankan tiga unit mobil, Daihatsu Xenia hitam dan dua unit Honda CR-V putih," ujar Arman.

Arman menuturkan, inisial pelaku yang tewas adalah RIZ, warga Aceh Timur, sedangkan 10 pelaku yang diamankan berinisial NU warga Medan Selayang, RSY warga Medan Timur, AN warga Aceh, ZAP warga Medan Timur, BEE warga Aceh, HS warga Aceh Utara, RN warga Aceh Utara, SY warga Deli Serdang dan HER warga Medan.

"Jika dilihat dari tanggal kelahirannya masih muda-muda semua. Nah itulah yang kita khawatirkan narkoba, ini menjadi sasaran utamanya. Tentu saja ini tidak hanya generasi muda, tetapi memang menjadi target utama pasar narkoba ini adalah masyarakat Indonesia yang masih berusia muda," tutur dia.

Menurut Arman, para pelaku sebagai pengendali sekaligus pengatur dan juga penjemput, dan sebagian juga pemilik. Narkoba tersebut akan diedarkan di Medan dan kota-kota lainnya. Para pelaku ditangkap sebagian di jalan dan sebagian di rumah.

"Kalau kita lihat kemasannya, kemungkinan sumbernya sama. Pasal yang dikenakan mulai dari Pasal 111, 112, 114 atau 132 ancamannya, kalau ikut atau bekerjasama, ancaman hukumannya minimal empat tahun maksimal 20 tahun sampai dengan hukuman mati," kata dia.

Disinggung mengenai pemasok, mantan Kapolda Kepulauan Riau tersebut mengatakan, para sindikat memasok ke Indonesia dari China, transit di Malaysia. Dari Malaysia dikirim ke Indonesia melalui jalur laut dan kebanyakan di Pantai Timur.

Mengenai model kemasan, BNN sudah menelusuri dan sudah bekerja sama dengan beberapa agen-agen narkotika antara lain dari Thailand, Myanmar dan dari China serta Malaysia.

"Nah ini kita simpulkan, bahwa ini memang dari China. Tapi belum ditemukan sumber aslinya dari mana, atau mungkin ini sudah diproduksi sebelumnya, sekarang tinggal dilempar ke pasaran," kata Arman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya