Liputan6.com, Jakarta - Yahoo merilis hasil investigasi independen atas kasus peretasan besar, yang membuat Verizon menurunkan harga akuisisi terhadap perusahaan tersebut. Salah satu temuan adalah sejumlah eksekutif Yahoo tidak menginvestigasi kasus peretasan itu secara maksimal.
Dalam keterangannya, Yahoo mengatakan sejumlah eksekutif perusahaan tidak memahami atau menginvestigasi kasus peretasan secara tepat. Hasil investigasi juga mengungkapkan bahwa Yahoo tidak secara sengaja menyembunyikan informasi berkaitan hal tersebut, atau dengan kata lain, Yahoo tidak menyembunyikan secara sengaja informasi soal peretasan dari Verizon dan para pengguna selama proses penjualan.
Baca Juga
Advertisement
Sebelumnya diketahui Verizon meminta potongan harga akuisisi Yahoo menyusul terungkapnya kasus peretasan tersebut. Kedua perusahaan sepakat pada bulan lalu bahwa Verizon mendapatkan diskon sebesar US$ 350 juta atau setara Rp 4,6 miliar, sehingga harga jual Yahoo turun menjadi US$ 4,48 miliar.
Lebih lanjut, investigasi independen ini juga menemukan fakta bahwa tim keamanan Yahoo telah mengetahui ada jutaan akun pengguna yang menjadi korban peretasan pada rentang 2015 dan 2016.
Adapun serangan peretasan terjadi pada 2014, tetapi baru diungkapkan ke publik pada akhir 2016 dan sebanyak 500 juta akun diketahui menjadi korban.
Menyusul serangkaian hasil investigasi, Chief Executive Officer (CEO) Yahoo, Marissa Mayer, merasa bertanggung jawab, sehingga ia tidak menerima bonus tunai tahun 2016, juga secara sukarela menyerahkan bonus tahun 2017 miliknya. Penasehat umum Yahoo, Ronald S. Bell, juga mengundurkan diri dari perusahaan. Demikian dilansir dari Business Insider, Jumat (3/3/2017).
(Din/Why)