Liputan6.com, Bologna - Tim balap Ducati MotoGP "menanamkan" dua teknologi canggih pada Desmosedici yang akan berkontestasi tahun ini. Keduanya adalah Internet of Thinks (IoT), dan Artificial Intelligence (AI).
Dilaporkan autoevolution, Kamis (2/3/2017), integrasi dua teknologi ini adalah salah satu solusi baru Ducati dalam mengakali peraturan yang semakin ketat, di antaranya soal pembatasan pengujian motor. Lantas, apa kegunaan dua teknologi ini?
Teknologi yang dikembangkan oleh Accenture Analytics ini akan berperan untu mengolah data yang diperoleh dari 100 sensor. Beberapa data yang diambil di antaranya adalah parameter mesin, kecepatan, dan suhu rem serta ban.
Baca Juga
Advertisement
Dengan terbatasnya masa pengujian motor, data ini bakal sangat memudahkan mekanik. Sebab tanpa perlu uji langsung di trek, tim dapat melakukan sejumlah rekayasa dan kalkulasi terhadap settingan motor tertentu pada kondisi tertentu pula.
General Manager Ducati Corse Luigi Dall’Igna mengatakan, untuk memastikan motor menunjukkan kemampuan tertingginya, maka perlu diuji terlebih dulu dengan konfigurasi mesin sebanyak mungkin. Dan alat ini, sangat memudahkan itu.
"Kemampuan untuk menggunakan data uji yang baru atau yang sudah ada di lab menolong kami untuk memilih konfigurasi maksimal untuk motor. Alat inovatif ini akan membuat kami menguji proses yang lebih cerdas, membantu kami mendapat performa terbaik dari motor kami," terang Dall’Igna.
Dengan kata lain, kombinasi antara Internet of Thinks (IoT), dan Artificial Intelligence (AI) dapat membuat pengujian sepeda motor lebih cepat, murah, dan efektif.
Sampai saat ini, ada sekira 4.000 sektor trek balap dan lebih dari 30 skenario balap yang berbeda telah dianalisa, serta juga bagaimana mengatur motor dalam kondisi demikian. Uji coba akan terus dilakukan agar hasilnya maksimal.