Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berupaya memperluas penyebaran kelistrikan (elektrfikasi) ke wilayah terpencil dan terdepan. Langkah tersebut agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat menikmati listrik. Namun, untuk melistriki penduduk di wilayah tersebut biayanya sangat besar.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, PLN terus memperluas pasokan listrik keseluruh pelosok nusantara. Namun semakin luas wilayah yang dialiri listrik, semakin sulit dijangkau karena terletak di wilayah terpencil dan terluar. Kondisi ini membuat biaya pemasangan listrik membengkak.
Baca Juga
Advertisement
"Semakin hari, PLN untuk elektrifikasi bebannya semakin mahal, hari ini elektrifikasi kota besar sudah terpenuhi, tapi daerah terpencil kita ke sana," kata Sofyan, dalam dialog energi, di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (2/3/2017).
Sofyan mengungkapkan, untuk memasang listrik pada satu rumah di wilayah terpencil yang mayoritas terletak di Indonesia Timur, biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 100 juta sampai Rp 150 juta. Sedangkan di Jawa hanya Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta.
"Contoh Jawa satu kepala keluaga untuk memasang listrik butuh Rp 2,5 juta sampai RP 3 juta, kalau bicara Papua, Ambon, Sumelaki, Nias itu per rumah tangga ongkos memasang bisa mencapai 100 sampai 150 juta rupiah," papar Sofyan.
Meski dana yang dibutuhkan untuk penyambungan listrik mencapai Rp 150 juta per rumah, PLN tidak membebankan seluruh biaya ke masyarakat.
Setiap rumah yang ingin memasang listrik di wilayah tersebut telah diberikan keringanan, PLN hanya memungut biaya Rp 600 ribu. Selain itu tarif listriknya juga mendapat subsidi, dengan tagihan Rp 400 per kilo Watt hour (kWh).
"Kami bebankan hanya Rp 600 ribu, itu sampai depan rumah. Tetapi kadang mereka tidak bisa memangsang, karena tidak mampu keluarkan uang Rp 600 ribu. Itu di Pulau terluar," tutup Sofyan. (Pew/Gdn)