Liputan6.com, Jakarta - Petugas gabungan terus menyelidiki penyebab pasti kerusuhan di Lapas Klas II Jambi, Rabu malam kemarin. Diduga kerusuhan ini berawal dari tes urine yang dilakukan di lapas tersebut.
"Ya sebelumnya ada tes urine. Ditemukan ada yang positif sekitar 20 orang," kata Menkumham Yassona Laoly di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/3/2017).
Advertisement
Setelah temuan itu, Kanwil Kemenkumhan setempat meminta bantuan BNN dan Polri untuk melakukan penggeledehan. Saat penggeledahan itulah kerusuhan terjadi.
"Mungkin entah bagaimana ada reaksi berlebihan dari dalam. Tapi itu dapat terkontrol. Tapi memang sempat yang dibakar blok wanita itu," jelas Yassona.
Setelah kejadian itu, Menkumham mengaku langsung berkomunikasi dengan TNI dan kepolisian untuk mengamankan situasi. Memang ada beberapa tuntutan dari para napi yang selama ini belum bisa diperbaiki.
"Ada beberapa tuntutan mereka, seperti air bersih, dan pembesaran septic tank karena sudah sangat overcapacity. Ada yang dinilai sedang diselidiki ada indikasi yang positif. Ada yang masuk mungkin barangnya gimana, makanya harus digeledah," pungkas dia.
Rusuh di Lapas Jambi berlangsung cukup lama. Bermula pada Rabu malam, 1 Maret 2017, sekitar pukul 19.00 WIB. Dari informasi, saat itu ada sejumlah petugas BNN Provinsi Jambi yang akan menggelar razia narkoba di sel blok narkoba dan kriminal umum.
Namun, razia itu ditolak para tahanan dan napi. Kondisi memuncak saat pukul 21.45 WIB. Aksi penolakan yang tadinya biasa saja tiba-tiba memuncak dan terjadi keributan.
Sejumlah tahanan nekat melempar batu ke petugas. Sebagian lainnya bahkan sampai membakar ruang koperasi, kantin dan aula dalam Lapas. Akibat kejadian itu, sejumlah napi, khususnya perempuan, terpaksa ditandu keluar untuk dievakuasi.